Tentu saja rasa penasaran menggelora di antara mereka—kenapa Wira malah menentang hubungan Kania dan Edward? Bukankah pria tua itu sudah mengenal Kania jauh lebih dalam dan sangat menyukai sifat wanita tersebut? Bukankah dengan Kania menjadi menantunya akan lebih baik, meski tak tak jadi cucu menantu yang dia impikan? Tapi semua tetap bungkam, sampai akhirnya Elisa memecah keheningan dengan suara lirih penuh tanda tanya, "Kenapa, Pa? Apa ada yang salah?" Suaranya menggema, mewakili kebingungan yang sama dari mereka semua. Wira menatap mereka dengan mata tajam, hatinya bergejolak. "Apakah sebenarnya kalian memikirkan tentang perasaan Kania, atau hanya mengikuti keegoisan kalian saja?" Suaranya berat, seolah menahan badai yang tak tertahankan. "Kania baru saja dikhianati Arya dan kalian be