Bab 51. Berharap Hanya Mimpi Buruk

1130 Words

Kania membuka matanya perlahan, dadanya berdegup tak karuan saat ia menyadari dirinya bukan di kamar lagi—melainkan terbaring lemah di sebuah ruangan asing dengan selang infus menancap di tangannya. Kepanikan merayapi benaknya, mencoba merangkai kembali potongan-potongan kejadian yang membuatnya pingsan dan akhirnya terbangun di sini. Tiba-tiba, sosok Bi Jum muncul, wajahnya dipenuhi kekhawatiran yang dalam. "Non Kania, syukurlah kamu sudah sadar. Bagaimana perasaan Non sekarang?" tanyanya, suaranya bergetar, mencerminkan ketakutan yang tak bisa ia sembunyikan. Kania mengerutkan kening, memaksa dirinya untuk mengingat. "Bi, apa yang sebenarnya terjadi denganku?" tanyanya dengan suara serak. Bi Jum menarik napas panjang, lalu mulai bercerita, "Tadi Bibi pergi ke kamar Non karena Mas Edwa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD