Duka Cita ~ 34

1145 Words

“Akhirnya, keluar juga.” Lee menggumam seraya menghampiri Arya, yang baru saja berada di teras depan. Putranya itu sudah terlihat rapi, tetapi bukan dengan pakaian formal. Hampir seminggu sejak kejadian itu, Arya tidak pernah keluar kamar dan berbaur seperti biasanya. Lee tidak heran bila hal tersebut dilakukan oleh Leon, karena putra bontotnya itu memang tidak terlalu banyak bicara. Berbeda dengan Arya, yang sifatnya hampir sama seperti Gemi. Terlalu ramah, dan terlalu baik. “Sudah baca chat di grup Utama, Ar?” tanya Lee berhenti di samping pilar. Arya menggeleng, sambil membenarkan tas selempang kecil, yang terjatuh di depan d**a. Wajahnya masih saja kusut, dengan rambut yang tidak tertata rapi dan dibiarkan memanjang menyentuh kerah kaosnya. Lee menghela. “Kemarin, pak Pras sudah be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD