Raka berdiri tegak di balik kaca besar di dalam kamarnya, menatap bayangan sendiri yang samar. Nafasnya berat, seakan menahan sesuatu yang sudah terlalu lama ia pendam. Nama Adyatma bergaung di kepalanya, nama yang sudah ia kubur bersama masa lalu, tapi kini kembali hidup setiap kali matanya menatap Sekar. Tangannya mengepal. "Aku tidak boleh gegabah." batinnya. Ia tahu, sekali saja ia mengungkapkan jati dirinya, Sekar bisa saja lari. Luka yang ia tinggalkan dulu terlalu dalam. Raka tau Sekar mencintai dirinya sebagai Adyatma. Tapi apa Sekar menerimanya jika tau dirinya adalah suaminya yang meninggal empat tahun lalu. Namun, di balik tatapan tenangnya, ia menyembunyikan sumpah, “Sekar… cepat atau lambat, aku akan buat kamu sadar. Kamu akan tahu jika aku bukan hanya Raka—aku adalah Ady

