21

1138 Words

Raka turun dari mobil hitamnya lebih dulu, tubuh tegak, bahu lebar, dan sorot matanya tenang namun mengintai. Begitu Sekar melangkah keluar, ia menawarkan lengannya. Membiarkan wanita yang dia bawa menggandengnya. “Gandeng aku,” ucapnya rendah, lebih seperti perintah daripada permintaan. Sekar menatapnya sejenak, ada keraguan yang menggelayut di mata, tapi akhirnya jemarinya menyentuh lengan Raka. Sentuhan kecil itu membuat tubuh mereka tampak seirama—pasangan yang elegan sekaligus berbahaya. Lampu-lampu kristal menggantung di langit-langit ballroom, memantulkan cahaya keemasan yang menyilaukan mata. Lantunan musik klasik dari orkestra memenuhi ruangan, namun alih-alih menenangkan, nadanya justru terdengar bagai pengiring sebuah ritual penuh rahasia. Di sekeliling, para tamu berdiri

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD