18

1378 Words

Sekar hendar berjalan ke ruangannya. Setelah melakukan rapat bulanan dengan para direktur. Langkah kakinya sudah sampai ke dalam lift khusus yang akan mengantarnya ke ruangan CEO miliknya. Jari lentiknya hendak menekan tombol panel lift. Namun terhalang, pintu lift kembali terbuka setelah sepatu hitam milik seseirang ada di antara cela pintu lift. Ia mengernyit saat pemilik sepatu itu adalah Bagas. Ya.. Pria itu yang ada di depan pintu lift. Sekar berdiri kaku di dalam lift, menahan dinginnya udara pendingin yang terasa berbeda ketika Bagas ikut masuk. Aroma parfum maskulin menyengat, menyesakkan, membuat dadanya terasa berat. “Kenapa tidak pulang ke mansion?” tanya Bagas mendadak dengan nada tajam tanpa basa-basi, bahkan dengan sorot mata yang seakan menahan sesuatu. Tapi entah apa. "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD