Sementara itu, Asma sedang menggoda si ceriwis Fia. Yang ia tahu, persis seperti dirinya. "Fia sekolahnya sudah kelas berapa?" "TK A, Kak Asma." "Senang tidak sekolah?" "Seneng dong, banyak temannya, banyak tempat belmainnya, ada pesolotan, ada ayunan, ada mangkok beltupal, ada apa lagi ya?" Asma tersenyum mendengar Fia dengan kata-kata kepelesetnya. "Fia banyak teman tidak di sekolah?" "Banyak, Ibu gulunya juga banyak!" "Siapa yang mengantar ke sekolah?" "Nenek, sama kakek." "Masih ditungguin, tidak?" "Nggak, Fia sama Abang'kan pintel, Kak Asma. Jadi kita tidak di tungguin. Kita belani, kok. Belani mandi selindi juga. Tidak sepetli Abba.... " Fia mengucapkan kalimat terakhirnya nyaris berbisik pada Asma. "Memangnya, Abba sepetri apa?" "Abba tidak belani mandi selindi. Abba ka