“Beli aja apa yang kamu pengen, saya yang bayar,” ucap Arkan dengan senyum hangat saat ia dan Naura berada di sebuah pusat perbelanjaan. “Ih, Pak, serius?” Mata Naura berbinar senang. Arkan tertawa pelan saat melihat binar di mata Naura, tangannya terangkat, mengusap kepala Naura lembut. “Tentu saja. Aku punya banyak uang kalau cuma sekedar nyenengin kamu,” ucapnya dengan nada sombong yang dibuat-buat. Naura tersipu saat merasakan tangan Arkan mengusap kepalanya, membuat hatinya berbunga-bunga bahagia. “Iya deh, si paling kaya,” sindirnya bercanda. Arkan kembali tertawa. “Memang betul kan? Saya bisa jadi sugar daddy kamu kalau kamu mau.” Langkah Naura terhenti begitu saja. Kalimat Arkan merasuk begitu saja ke dalam benaknya. “Su-sugar daddy?” Arkan ikut menghentikan langkah, menoleh