Sepasang mata Ian yang mengamati dengan seksama terbelalak begitu laci terbuka. Wajahnya seketika menegang melihat isi laci paling atas yang terpampang di hadapannya. Dadanya seketika berdetak lebih cepat. Hal pertama yang Ian lihat di sana, begitu menyolok, sebuah kotak cincin terbuat dari kain beludru merah dengan hiasan bordir benang warna emas. Ian sangat mengenal benda itu, kotak cincin pernikahan yang dia siapkan untuk Lucy Jonash, wanita pilihan orang tuanya yang waktu itu akan ia nikahi namun berakhir kacau karena wanita itu telah hamil benih pria lain. Keberuntungan membuat Madeline yang akhirnya menerima cincin itu. Ian mencebik kesal mengingat peristiwa tiga tahun lalu itu. Apakah itu benar-benar sebuah keberuntungan? Setelah semua yang terjadi, Ian malah berpikir lain.