“Sayang, istirahat dulu sana. Udah makan kan? Ajak Raka ke atas. Nanti sore siap-siap walimatul ursy,” pesan Hayu pada Citra. “Iya, Ma. Citra ke atas dulu.” “Pintunya dikunci, Cit, Kakakmu suka iseng,” tambah ayahnya membuat Citra merona. Raka mengikuti Citra menuju kamar gadis itu. Selama mengenal Citra, tak sekalipun Raka pernah naik hingga ke lantai dua rumahnya. “Kamarnya mungkin gak segede kamar Abang di rumah,” Citra membukakan pintu untuk Raka. Ia menunggu Raka masuk kemudian menutup kembali dan menguncinya seperti pesan ayahnya. Lalu menuju meja rias hendak menghapus make-upnya. Raka mengikutinya. Memeluk Citra dari belakang saat istrinya itu mencapai cermin. Mereka saling menatap melalui cermin. Raka mengeratkan pelukannya, meraih satu tangan Citra tempat cincin pernikahan me