“Mas?” Fara terkejut melihat Bagas yang tertidur kelelahan di sofa depan kursi kebesarannya.
Fara memang merasa kasihan melihat kondisi suaminya yang terlihat lelah itu, tapi yang lebih membuat dirinya terkejut, ada seorang wanita berambut panjang di curly ujungnya, dijepit kanan kirinya, sedikit berponi, posturnya cukup menarik dengan tinggi yang mencapai 170cm, dengan blazer warna abu, dalaman putih, rok ketat 10cm diatas lutut sedang menatapi sang suami dengan tangan terjulur seakan ingin memegang wajah sang suami.
Untung saja ia merangsek masuk tanpa mengetuk, jadi ia bisa melihat kenyataan bahwa ada wanita lain yang menaruh hati sama Bagas, yang notabene juga sudah sah menjadi suaminya.
" Loh ibu siapa?" Tanya wanita itu dengan keheranan juga sedikit kesal. Mungkin karena rencananya gagal ?
Fara tidak menjawab, ia sibuk mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kantor itu, dan menemukan fakta bahwa ada pantauan CCTV juga yang mengarah ke seluruh area ruangan ini. Hmm good!jadi bisa bahan bukti.
“Maaf bu! Siapa anda kok masuk tanpa ijin ?Saya bisa panggilkan security kalau ibu hanya diam saja seperti ini.” katanya dengan nada mengancam, tapi bagi Fara, wanita macam begini ini harus dikasih pelajaran.
“Kamu sendiri siapa?” tanya Fara balik dengan nada datar dan dingin, namun entah mengapa justru wanita itu sedikit keder melihat reaksi Fara.
Perdebatan ini rupanya membangunkan sang prince charming tanpa harus di cium.
“Loh, Win?Saya ketiduran . . . sayang? Kamu kemari? Kenapa gak bilang? Maaf mas ketiduran, jadi . . .” Bagas terdiam ketika melihat suasana sedikit dingin antara sang istri muda dan sekretarisnya.
Dia Lalu berdiri untuk langsung mendekati sang istri serta memeluknya, tak lupa mencium pelipisnya melihat sang istri datar-datar saja menanggapi kemesraan yang dia lakukan.
“Win, dia istri saya . . . lain kali kamu harus menghormati dia.” Bagas memberi ketegasan karena Fara tak mungkin marah tanpa sebab kan? Dan melihat sekretarisnya dan sang istri berhadap hadapan dengan gesture ngajak berantem gitu, membuat di tahu kalau barusaja Fara diperlakukan dengan tidak benar oleh sekretarisnya sehingga membuat istri mudanya itu kesal.
“ Bu Ayuna? “ Jelas sekretarisnya gak salah lihat. Ini bukan ibu Ayuna yang jutek dan dingin setiap bertemu dengan dirinya.
“Bukan, ini istri kedua saya, namanya Faradinda Baskara. Dan kalau kamu gak ada keperluan sama saya, lebih baik kamu keluar!” kata Bagas dengan tegas, melihat sang istri yang hanya diam, menatap sekretaris suaminya yang terlihat salah tingkah dan menundukkan kepala.
“Baik pak!Maafkan saya . . . “ wanita itu memilih untuk keluar sambil menundukkan kepalanya.
“ Loh tadi Bukannya kamu sehabis ini ada meeting penting ya?” Fara ingat tadi sebelum naik ke atas sini dan bertemu dengan Tom yang notabene adalah asisten dari Bagas, wanita yang adalah sekretaris dari suaminya itu menolak kehadirannya karena Katanya sebentar lagi Bagas akan ada meeting penting.
Tapi kenapa sekarang berbeda?
Fara merasa ini tidak benar! Sekalipun Bagas tidak menanggapi dan juga tidak terjadi apa-apa namun indikasinya memang wanita ini menyukai sang suami. Jadi Perasaan dari Una adalah benar! Fara akan meminta maaf sehabis ini karena tadi sempat meragukannya.
“ Emang ada?” tanya Bagas yang kebingungan kepada sekretarisnya itu, tapi sekretarisnya itu dengan gelagapan menjawab dengan gelengan kepala saja tanpa suara sama sekali membuat para semakin yakin akan apa yang tadi dikatakan oleh ular kepadanya.
“Ya sudah keluar saja kamu!” kata Bagas sambil mengehmbuskan nafasnya dengan kasar. Benar seperti dugaannya bahwa sekretarisnya lagi bikin ulah, entah apa yang dilakukan sekretarisnya itu kepada sang istri keduanya sehingga para tampak dingin dan tidak sehangat seperti saat di kamar kemarin.
Dan terus terang saja, Junior Bagas justru meronta ketika melihat Kedatangan Fara, karena mengingat malam panas yang mereka lalui berdua itu.
Ketika sekretarisnya sudah keluar dari ruangan kantornya itu, pakai segera kembali menarik tubuh ramping sang istri untuk dipeluknya setelah istrinya tadi sempat menjauh dari dirinya ketika dia tadi mendatangi dan memeluknya.
“ Kenapa? Jangan cemburu, okey? Dia hanya sekretasris aku.” Bagas merasa bahwa istrinya ini berbeda jadi dia menebak kalau sang istri mungkin cemburu dengan keberadaan sekretarisnya tadi.
Dalam hati Bagas bersorak gembira karena sang istri cemburu kepadanya, Bukankah Kalau cemburu itu tandanya cinta?
“Mas, pantauan CCTV khusus di dalam ruangan ini siapa yang pegang ya?” tanya Farah dengan nada datar tanpa menjawab apa yang dikatakan oleh sang suami dan memilih untuk menyertakan bukti sebelum mengatakan segala sesuatu.
Farah tahu persis kalau Bagas itu orangnya logis dan juga tidak memiliki prasangka yang buruk. Karena dia selalu mengedepankan asas praduga tak bersalah sehingga dia tidak mau menuduh orang lain atau menggibahnya.
Kemungkinan Bagas juga tidak mungkin akan percaya kalau Fara hanya mengatakan tanpa ada bukti yang bisa ditunjukkan kepada saat ini.
“ Eh, CCTV ini terhubung sama ponselnya mas! Emang kenapa?” tanyanya dengan nada bingung. Untuk apa coba istrinya ini menginginkan pantauan CCTV yang dia miliki?
“ Oke kalau begitu aku mau melihatnya karena ada sesuatu yang perlu kamu tahu dan aku tidak mau berbicara tanpa bukti karena pasti kamu tidak akan mau percaya sama aku!” Fara masih dalam mode datar sekalipun dia juga tidak menolak ketika suaminya memeluk dirinya.
“ Masa Aku tidak percaya sama kamu sih?” kata Bagas sambil mengeluarkan ponsel pintarnya dan menarik sang istri untuk duduk di pangkuannya sehingga Fara menempel erat kepada laki-laki itu.
“ Nih kamu coba saja sendiri? Aku tidak tahu apa yang kamu ingin cari! “ kata bagas sambil menyerahkan ponsel pintarnya kepada sang istri lalu dia malah sibuk mengeratkan pelukannya pada perut ramping sang istri serta mengelus-ngelus bagian d**a dari istrinya itu sambil berusaha membuka kancing kemeja milik sang istri dan menelusupkan tangan nakalnya di sana.
“ Mas!” marah bergegas menepis tangan nakal sang suami karena dia masih fokus untuk mencari pantauan CCTV setengah jam atau 15 menit yang lalu mengenai apa yang tadi terjadi.
Wajah serius dari sang istri malah justru membuat Bagas semakin b*******h, jadi Bagas membiarkan sang istri mengeksplor pantauan CCTV miliknya, namun tangan nakalnya juga turut mengeksplor tubuh ramping sang istri yang membuatnya juga b*******h.
Lalu tiba-tiba saja tangannya digenggam oleh sang istri supaya tangannya tidak menggerayang kemana-mana, kemudian pantauan CCTV yang ada di dalam ponsel pintarnya itu segera ditunjukkan oleh Fara kepadanya.
“ jadi aku hanya ingin membuktikan apa yang dikatakan oleh Una kepadaku! Aku harus waspada dengan pelakor yang ingin mendekatimu. Nih buktinya kamu lihat sendiri . . .” Fara langsung saja menoleh ke arah sang suami yang menatap lekat ponsel pintarnya kemudian tatapannya berubah berkilat penuh amarah dan tiba-tiba saja hendak keluar untuk memanggil sang sekretaris untuk menanyakan pertanggungjawabannya atas apa yang baru saja dia lakukan kepada dirinya.
Di dalam pantauan CCTV itu, terlihat jelas kalau sang sekretaris berusaha untuk menjamah dirinya dan Untung saja sang istri buru-buru masuk ke dalam ruangannya itu sehingga sekretaris itu tidak jadi melakukannya.
“ Mau kemana?” tanya Fara dengan nada datar.
“Mau memarahi sekretaris aku lah, sayang?”
“ Gak usah! Cukup kita tahu dulu, untuk saat ini! Dan kamu sekarang tahu kan kalau Una dan aku itu tidak sembarangan menuduh. Juga tidak cemburu berlebihan. Kamu tahu gak? Cemburu itu menguras hati. Bisa tambah tua kalau aku mesti ngurusin itu.” kata Fara sambil mengedikkan bahunya sambil bangkit dari pangkuan sang suami.
Bagas menggeram kesal, karena sang juniornya sudah gagah perkasa. Dia harus berusaha membuat sang istri menuruti keinginannya.
“Sayang . . .” erangnya sambil menangkap pinggang ramping sang istri dan kembali melakukan jurus rayuan dengan tangannya.
“Mas . . . “ Fara sebenarnya enggan melakukan hal itu di kantor. Tapi melihat sang suami yang sudah tak sabaran, sebagai istri yang baik ia tak menolak juga sih!
Sampai akhirnya tangan nakal sang suaminya menang. Tubuhnya dan pikiran Fara tak singkron sama sekali. Ia sudah jatuh dalam rayuan tangan sang suami sehingga ia sudah tak bisa menahan desahan kecil keluar dari bibirnya yang mungil nan seksi.
Bahkan bibirnya pun sudah dijajah oleh sang suami yang menuntut karena sudah terkena candu dari Fara yang membuatnya tak bisa menjauh dari istri nya itu.
Tok tok tok . . .
Duh!