Jogja siang ini seperti oven level lima. Matahari menggila, dan Aleeya sudah kepanasan meski baru beberapa langkah keluar rumah. Tapi tekad nya bulat, lebih keras dari kerak rice cooker. Hari ini, dia ingin mengantar makanan untuk Kaivandra ke rumah sakit. Bukan buatan sendiri—karena trauma telur dadar meletus beberapa minggu lalu masih membekas di dapur dan hati. “Aku nggak bisa masak, tapi aku tahu orang yang bisa,” kata Aleeya dengan nada penuh rencana, saat menyambangi dapur dan menemukan Bibi sedang menyortir daun bawang. “Bibi hari ini aku butuh bantuan super spesial,” bisiknya seperti agen rahasia yang sedang menyusun operasi militer. Bibi mendongak, keningnya mengernyit. “Bantuan apa, Non? Jangan bilang mau belajar masak rendang, tapi pakai rice cooker mini itu—” “Enggak, engga

