Part 3

1237 Words
Part 3 Cinta itu ibaratkan sebuah duri yang membelenggu jiwa. Jika kau sakiti, dia akan menusuk relung hatimu. Jika kau sayangi dia akan melindungimu sepenuh jiwa. **** Marcello masih sama seperti biasanya bekerja sebagai dokter di sela-sela rutinitasnya yang sangat padat sebagai kepala bagian kedokteran di AOI. Kini, Marcello tengah berada di markas pusat mereka akan melakukan meeting besar-besaran karena katanya ada peperangan di suatu negara bagian timur tengah, dan mereka membutuhkan bantuan kedokteran. Sebagai kepala di tim ini, Marcello wajib hadir untuk menunjuk siapa saja yang akan dia berangkatkan ke sana. Padahal sebelumnya sebuah nama yang akan pergi sudah tersebar luas di kalangan anak AOI, cuma ada satu yang harus mereka hapus dari tim. Semoga saja nama tersebut tidak berbuat ulah. Marcello sudah malas berdebat dengan sosok tersebut. Ditambah lagi, seminggu yang lalu Marcello bertemu dengannya di rumah sakit. Marcello tidak akan membiarkannya pergi. Tidak akan pernah. Lihat saja, Marcello tidak akan kalah kali ini. "Apakah semua sudah berkumpul?" tanya Marcello pada wanita bernama Justina. Seorang wanita yang usianya sama dengannya yang menjabat sebagai tangan kanannya di AOI atau bisa dikatakan Justina sama dengan Justin. Sama-sama orang kepercayaannya di AOI atau pun di dunia kedokteran. Sayangnya saja Justina bekerja di rumah sakit lain karena terhalang kontrak di sana, kalau sudah bebas kontrak, akan Marcello tarik dia ke Sergio Hospital. Karena Marcello sangat mengakui tangan cekatan Justina saat membantu bayi-bayi lahir ke dunia. Ya, Justina seorang dokter kandungan. "Sudah, Dok. Di sana juga ada saudara-saudar Bos termasuk Tuan Marcelle yang baru saja tiba bersama Reno." Marcello menganggukan kepalanya, kebiasaan dia awal tahun selalu saja seperti ini, sibuk dengan segala rutinitas yang ada tanpa sadar jika itu sudah menjadi habit mereka. "Kenapa mereka ada di sini?" entah pertanyaan itu dituju pada siapa, karena Justina sendiri hanya membalas dengan gelengan kepalanya. Marcello sendiri malah merasakan firasat yang tidak enak. Dan dia yakin akan ada drama pada rapat kali ini. Marcello yakin 100%. Memasuki ruangan rapat yang ada di depannya, membuat Marcello menatap semua orang di sana yang terlihat sangat tegang sekali, padahal Marcello tidak suka dengan kondisi saat ini. Terlalu membuatnya stress nanti. Lebih baik di bawa santai. Karena rapat kali ini tidak semenyeramkan rapat yang biasa Kakaknya pimpin. Ya, Marcello sangat tahu si bagaimana aura iblis kembarannya. Kalau dia sendiri, pastinya mengeluarkan aura malaikat. Siapa yang tidak kenal dengan dia? Lelaki yang selalu mendapat julukan tangan dewa, karena berhasil menyelamatkan para pasien yang terluka dengan baik. "Oke guys! Tidak perlu basa-basi lagi bukan? Karena saya tahu kalian semua sadar kenapa di kumpulkan di sini. Dan saya sudah bentuk tim atas masukan dari kepala AOI yaitu Marcelle Ar-Rasyid serta para tetua AOI yang sebelumnya. Saya akan tampilkan beberapa nama di layar, dan jika kalian ada yang tidak bisa ikut. Mohon acungkan tangan dan jelaskan alasannya." perkataan Marcelo langsung membuat semua kepala memperhatikan nama mereka apakah ada di layar atau tidak. Padahal semua dokter yang ada di AOI memiliki tugas masing-masing selain fokus pada pertempuran di bagian asia itu. Sebenarnya mereka di kumpupkan karena mau memberi tahu kalaunada satu anggota yang dikeluarkan dalam tim sebelumnya. Just it. "Ada yang mau mengacungkan tangannya?" Marcello melihat adik bungsunya mengacungkan tangan hanya bisa mendengus kesal. Karena dia sudah tahu apa yang akan ditanyakan adiknya. "Kenapa namaku tidak ada?! Kan aku sebelumnya jadi relawan di sana. Aku juga tidak bodoh-bodoh banget dalam hal ini. Kalian kan selalu mengajariku. Jadi, kenapa tidak ada nama aku?! Terus kemarin kenapa saat sosialisasi ada namaku?! Kalian tahu bukan ini namanya permainan tidak adil! Kak Marcello yang terhormat, silakan jelaskan padaku!" Ya, nama yang mereka hilangkan adalah Bella Ar-Rayid. Alasannya ya karena mereka tidak mau dia terluka. Tapi apa? Bukannya senang adiknya malah seperti yang Marcello duga sebelumnya. Dimana, Bella itu selalu menyebalkan setiap saat tanpa terkecuali. Asal kalian semua tahu, dibandingkan nongkrong di Mall sambil belanja, Adiknya malah lebih suka berlatih bela diri dan sebagainya. Jika, Marcello asumsikan ya Adiknya itu kebalikak dari Riana sepupunya. Bahkan Riana saja sudah anteng di tempatnya ditemani tunangan yang setia di sisinya, siapa lagi jika bukan Arkan Anderson. Anak dari sahabat kedua orang tua Marcello Celine dan David Anderson. Keduanya sama-sama bekerja di dunia mode. Makanya mereka sering dijuluki King and Queen Fashion in the World. Keren kan? Tapi, lebih keren Marcello. Dia tidah pernah mendapat nilai buruk di media massa tapi para saudaranya yang lain selalu saja mendapat gosip yang tidak mengenakan. Sabar ya kalian. "Tanyakan pada Tuan Rafael dan Tuan Rafa, kenapa mereka mengeluarkan anda dari tim? Lagi pula harusnya anda bersyukur di keluarkan dari Tim, di sana nyawa anda bisa jadi taruhannya loh." Marcello membuang semuanya kepada Daddy dan Kakeknya. Padahal kan yang mengeluarkan Bella dari tim adalah dirinya atas persetujuan kedua lelaki tua yang menatap dirinya dengan tajam. Sebuah kebohongan yang cantik bukan? "Kakek! Daddy? Why aku tidak bisa ikut." "Kamu ada pemotretan bukan?" sebuah pertanyaan bodoh Rafael malah membuat Bella kembali merajuk. "Aku sudah mengosongkan jadwal, jangan bilang Daddy lupa?" pertanyaan Bella hampir saja membuat Marcello tertawa tapi sadar tidak mau ketahuan ulahnya, dia berdeham saja supaya Rafael sigap menjawab berlian kesayangannya. Berlian yang selalu membuat mereka pusing tujuh keliling. "Ouh ya? Berarti Daddy salah. Sebaiknya sahabat kamu suruh kasih data yang benar." Rafael meminta bantuan Rafa dan Marcello. Karena Rafael selalu lemah dengan si bungsu. Apa pun akan dia lakukan demi si bungsu. Jadi, Rafael harus memutar otaknya supaya anaknya tidak melakukan hal bodoh di sana. "Sudahlah, Bel. Kamu di rumah saja sama Mommy. Lagian kenapa si kamu mau ikut? Paling di sana menyusahkan yang lain." suara Marcello yang ketus sepertinya memancing adiknya. "Diam, kamu Kak! Aku tidak akan menyusahakan orang lain! Dan, Daddy!! Kan Bella sudah izin lebih dulu kenapa lupa?!" Marcello melihat Alden menenangkan adiknya dengan penuh kelembutan, bahkan kata-kata yang menurut Marcello lebay malah membuat semua mata perempuan yang ada di sini seakan tertarik pada bocah 20 tahun itu, astaga! Pesona Jhonson memang tidak bisa terlewatkan begitu saja ya. Marcello heran dengan perempuan zaman sekarang lebih suka brondong kaya dibandingkan orang seusi mereka yang bisa saja memberikan kenikmatan duniawi. "Ya, maafin Daddy. Daddy salah besar, Daddy tidak akan mengulanginya. Lebih baik kamu kembali sana kuliah, pasti lagi banyak kelaskan? Nanti kalau ada projek seperti ini lagi, Daddy tidak akan lupa." Rafael mengelus rambut putrinya yang kini malah duduk di pangkuannya lepas merajuk pada kekasihnya. "Oke! Aku kuliah dulu, ayo Kak!" Marcello melotot bersama dengan Marcelle. Mereka yakin ada yang salah di sini, karena adiknya tidak mungkin mengalah begitu saja. Apalagi dengan sifat keras kepalanya. Marcello yakin ada yang aneh di sini. Pasti ada yang direncanakan Bella. "Jangan bilang dia?" ketika kembar bersuara saat itu juga keduanya berlari keluar ruangan. Membuat Rafael dan Rafa hanya bisa memijat kepalanya. Keduanya pusing dengan si bungsu. "Bella Ar-Rasyid dan antek-anteknya sini kalian!!!!" Teriak Marcello yang malah menjadi tontonan semua anak AOI yang tengah berlatih atau sekedar lalu lalang. "Apa kak?! Ouh aku di izinkan berangkat? Siap! Kita akan berangkat. Kenapa lagi, Kak? Ah, besok? Siap besok kita berangkat. See you!" See? Marcello dan Marcelle mengumpat satu sama lain. "Bella Ar-Rasyid!!!" teriak duo M. "Ya Ka, aku sayang Kakak juga! Bye!" Melihat adiknya tetap pada pendiriannyanya. Duo M mengambil sebuah keputusan. "Besok kita berangkat!" Pada akhirnya, mereka pasti akan menempel pada adik mereka. "Bella pikir ini mainan apa?! Ini orang lagi perang, astaga!!!" "Tidak perlu mengeluh, lebih baik kita atur strategi." "Arghhhh Bella sialan!" *******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD