“Semoga lekas sembuh, Nek.” Saat ini Raizel tengah berpamitan untuk segera pulang. “Eh? Sudah mau kembali?” sahut nenek Qian menjawabi. Raizel mengangguk sebagai jawaban kemudian menjawab, “Besok aku harus kembali bekerja.” “A … begitukah? Lalu bagaimana dengan Qian?” tanya nenek Qian yang mengarah pandangan ke arah Qian yang saat ini berdiri di sisi kanan ranjang sementara Raizel berdiri di sisi kiri ranjang. “Jika paman dan bibi juga nenek mengizinkan, aku ingin Qian kembali bersamaku.” “Heee?! Apa yang dia katakan?!” jerit Qian dalam hati. “Aku ingin mengajaknya menemui ayah dan ibuku. Ibuku ingin bertemu untuk meminta maaf mengenai waktu itu,” lanjut Raizel menjelaskan alasannya. “Jadi, kalian memang bukan hanya teman?” tanya nenek Qian. Sementara baik Kenzo dan Aindra, ked