Bab 117

2893 Words

Bandara Kertalaya sore itu tidak seramai biasanya. Safira berdiri di dekat pintu keluar, menatap layar ponselnya dengan tatapan cermat, kenyataan tak ada satupun pesan dari Adrian. Sudah tiga hari pria itu berada di kota ini, dan tidak sekalipun ia memberi kabar yang jelas. Safira menekan bibir bawahnya, menahan kegelisahan yang sejak tadi berputar di dadanya. Adrian selalu disiplin soal jadwal kerja, tidak pernah pergi tanpa alasan. Tapi kali ini berbeda. Menurut asistennya, Adrian tidak ada tugas apa pun di rumah sakit Kertalaya. Lalu, untuk apa ia ke sini? Ia menarik napas panjang, menentang rasa ragu yang sempat membuatnya ingin pulang lagi ke kota. ‘nggak, aku harus tahu sendiri.’ Safira meraih koper kecilnya, memesan mobil daring, dan melangkah keluar bandara. Angin sore membawa ar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD