Bab 49

2865 Words

Malam itu, lampu kota membentuk garis-garis cahaya di jendela mobil. Udara dingin menembus kaca, namun di dalam mobil terasa hening. Safira duduk di kursi penumpang, tangannya terlipat rapi di pangkuan, matanya sesekali menatap pemandangan di luar. Adrian mengemudi, wajahnya tetap datar, menatap jalan di depan tanpa menoleh. “Mas… kamu baik-baik saja?” tanya Safira akhirnya, suaranya lembut. Adrian hanya mengangkat bahu sebentar, tangannya tetap di setir. “Iya,” jawabnya singkat, tanpa menatap Safira. Safira menggeleng pelan, mencoba menahan rasa canggung. “Soalnya tadi di panti… kamu kelihatan… agak berbeda. Serius banget. Aku cuma… ingin tahu kalau Mas lagi nggak enak badan atau gimana,” Adrian menatap jalan sebentar, lalu menunduk sedikit. “Aku biasa saja,” katanya datar, suaranya h

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD