Bab 50

2148 Words

Suasana meja makan seolah kehilangan kehangatannya. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar samar, menyelinap di antara keheningan panjang setelah lamaran itu terlontar. Semua mata masih menatap ke arah Adrian dan Safira. Safira masih terdiam, menunduk, kedua tangannya bergetar menahan rasa tak percaya. Kotak cincin kecil yang terbuka di depannya membuat d a da Safira sesak. Ia mendongak pelan, menatap pria di hadapannya dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya bergerak, suaranya tercekat. “Mas… ini apa?” tanyanya lirih, seolah masih takut semua ini hanyalah mimpi. Begitu kata-kata itu meluncur, ia buru-buru membekap mulutnya dengan telapak tangan. Air matanya jatuh deras, bahunya bergetar menahan haru. Adrian hanya menatapnya datar, tak mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan itu just

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD