Bab 111

2745 Words

Suara sirine ambulans meraung sejak subuh, bersahutan dengan deru hujan yang tak kunjung reda. Udara pagi di Kertalaya terasa lembab dan berat, aroma tanah basah bercampur bau alkohol medis yang memenuhi udara. Rumah Sakit Mahendra Medika pagi itu bukan lagi tempat tenang seperti biasanya. Pintu darurat IGD terbuka-tutup tanpa henti. “Cepat! Pasien dari pantai Utara baru datang lagi!” suara seorang perawat meneriakkan perintah di tengah hiruk pikuk. Laras berlari kecil dari ruang triase menuju koridor, jas putihnya sudah basah sebagian di ujung lengan akibat hujan yang terseret dari luar. Rambut yang ia ikat tinggi tampak mulai berantakan. Nafasnya tersengal, tapi matanya tetap fokus pada brankar yang baru masuk. Seorang pria paruh baya dengan tubuh penuh luka gores, kulitnya pucat kebir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD