“Ami..” Kaflin mendekat, menyatukan kening mereka. Tatapannya jatuh pada netra coklat madu yang terlihat manis. Terlintas dalam pikirannya hanya tekat untuk dapatkan Amira. Berdekatan dengan Amira buat dadanya berdentum sangat kuat seolah-olah ada pasukan yang sedang menabuh benderang di sana. Kaflin tahu jika yang dilakukan oleh dirinya, mengejutkan Amira. Setelah kedatangan tiba-tiba, mengungkapkan rasa beberapa jam terasa masih hangat kemudian Kaflin kembali bicara serius, mengajaknya menikah. Tak hanya Kaflin, nada lembut yang keluar dari bibirnya membuat Ami tak bisa berkutik. Saking dahsyat efek sampingnya ia sampai tidak berkedip, berdebar kuat. Detik berlalu menyisakan ruang yang sunyi hingga suara tarikan napas keduanya terdengar. Kaflin mengangkat satu tangan untuk merangku