Ken hanya diam tanpa melepas pandangan dari ponsel di tangan. Ia kembali menunggu Aurora menelpon. Rasanya ia menyesal telah hampir terlelap sebelumnya. Jika saja ia masih terjaga mungkin sekarang ia telah mendengar suara Aurora. Sayangnya setelah beberapa menit berselang, Aurora tak lagi menghubunginya. Ken merasa gusar hingga menggenggam ponselnya dengan kuat. Apakah ia menghubunginya saja? Mungkin saat ini Aurora masih memegang ponselnya. Ibu jari Ken bergerak dengan ragu menekan tombol untuk menghubungi Aurora. Rasanya ia tak peduli lagi meski Aurora akan mengejeknya sekalipun. Perlahan tangannya bergerak menempelkan ponsel di telinga meski Aurora belum mengangkat panggilan. Degup jantung Ken kembali seperti dipompa dengan keras begitu juga dengan bibirnya yang terasa bergetar. Sement