"Siapa yang mengecewakan mu Luci?" Suara itu tiba-tiba mengalihkan pikiran Galuh dan Luci, mereka sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Luci langsung menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman, mempertahankan senyum itu dan meraih dua cangkir kopi yang sebelumnya bibik buat untuk David dan Teo lalu memberikan cangkir itu pada ayahnya juga David, suaminya. "Enggak. Galuh bilang dia ingin mengambil program agar bisa hamil lagi, dan Luci hanya bilang jangan dulu, setidaknya sampai dia benar-benar fit dan rahimnya cukup sehat. Luci bilang agar Galuh tunggu dua atau tiga bulan lagi kalo mau program hamil, tapi dia ngotot ingin cepat punya anak sendiri!" Jawab Luci memberi alasan berharap jika tadi ayahnya tidak benar-benar mendengarkan obrolan dia dan Galuh, Teo balas de

