Bab 15. Ayo Buktikan!

1308 Words

Bianca menghela nafas panjang, hatinya gamang, langkahnya pelan menyusuri trotoar yang sepi. “Lagi-lagi diusir,” gumamnya dengan senyum miris. Bianca terus melangkah, meski gontai dan lelah, berjalan sendirian di antara hiruk pikuk jalanan ibukota membawa ketenangan tersendiri baginya. Perlahan-lahan, rasa sesak dan sakit di dadanya memudar. Sesekali, perasaan sedih menghampiri, membuat air mata menggenangi pelupuk matanya. Namun cepat-cepat ia hapus, ia tak ingin menangisi nasibnya. Meski tak diinginkan oleh siapapun itu amat menyakitkan, tapi sekarang ia hanya perlu fokus menata masa depan. “Sampai kapan gue bisa tinggal di tempat Zita, ya?” Ia bergumam lagi. Saat ini, tabungannya belum cukup untuk menyewa apartemen, mungkin nanti ketika gaji pertamanya turun ia bisa keluar dari apar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD