“Jangan macem-macem, Kalandra!” Bianca mendaratkan satu lagi pukulan telak ke lengan sang pria. “Aduh!” Kala memekik. “Gue nggak yakin lo dicerai karena nggak bisa hamil.” “Maksud lo gue bohong?!” Bianca mendelik kesal. “Kayaknya lo dicerai karena KDRT, deh. Nih, buktinya gue dipukulin dari tadi.” Bianca melotot tajam. “Nih, nih, gue pukulin beneran sekalian.” Tangannya bergerak cepat memukul semua bagian tubuh Kalandra yang yang bisa ia jangkau. Membuat sang pria jadi tak fokus menyetir. “Bianca, Bianca, berhentiiii! Nabrak ini nanti!” Kala menjerit ngeri. Mau tak mau, ia membanting setir ke kiri, lantas menginjak pedal rem dalam-dalam. Bunyi berdecit terdengar nyaring, mobil itu berhenti sempurna di tepi jalan. Bersamaan dengan itu, Bianca juga menghentikan pukulannya. Bukan karena