Beberapa hari kemudian. “Aku kangen banget sama kamu,” lirih Kala manja. Ia baru tiba sehabis mengurus urusan eksternal terkait persiapan launching produk. Bianca berdiri, menyambut suaminya yang tampak kelelahan. Ia merentangkan tangan, membiarkan suaminya masuk ke dalam pelukan. “Kamu dari mana aja ini?” tanya Bianca lembut. “Keliling Jakarta. Astaga, aku udah meeting di tiga tempat sejak siang tadi loh. Ke ruko yang mau kita beli itu, terus meeting sama ekspedisi yang mau kerjasama dengan kita, terakhir yang barusan meeting sama manajemen mall.” Kala menghembuskan nafas berat di akhir kalimatnya. “Capek, ya, Sayang?” Bianca menepuk-nepuk punggung Kala lembut. Punggung bidang yang selalu tegak itu kini meluruh, bersandar padanya. Kala mengangguk manja. “Mana kita jarang ketemu, cum