Tubuh Samuel terkulai lemas di bawah. Calon anaknya, sekarang telah pergi. Padahal, ia sudah mulai menginginkannya. Sudah ingin membesarkan anak itu bersama dengan Livy. Sudah menanti-nantikan, bagaimana saat bermain bersama anaknya itu kelak. Tetapi, kenapa ia malah pergi secepat ini??? Apakah, tidak ada kesempatan untuknya, untuk menjadi seorang ayah yang baik?? Tapi, menjadi suami yang baik saja ia tidaklah becus. Lantas, bagaimana ia bisa menjadi seorang ayah yang baik bagi anaknya kelak?? Namun tetap saja, ia tidak rela, bila harus kehilangan dalam waktu yang secepat ini. Lebih baik ia melihatnya dari kejauhan. Daripada tidak bisa melihatnya sama sekali.
"Dok!?? Ayo coba sekali lagi, dok!!? Coba cek sekali lagi, saya mohon!!!" seru Samuel, yang masih belum ingin menyerah dan juga bel
