Abrisam menatap nanar ponselnya yang barusan tadi digunakan oleh Olla untuk mengirim gambar pada Mama Abrisam—Nana. Percuma bila pesan berisikan gambar tersebut hendak ditarik, karena sudah terbaca oleh Nana. Yang paling mengejutkan lagi, Nana marah besar. Beliau mungkin sebentar lagi akan tiba dengan menumpahkan segala macam omelannya. Di ruang tamu ini, Olla diadili oleh ayahnya. Gadis kecil itu duduk di hadapan Abrisam dengan kepala menunduk. Ia sangat takut. Padahal ia tidak ada niat apapun di sini. Yaaa selayaknya anak kecil yang selalu saja berbuat semaunya tanpa tahu dampak apa yang nantinya bisa ia timbulkan. Beby tidak berada di pihak Olla kali ini, ia memilih duduk di samping Abrisam. Tentu dengan jarak yang lumayan jauh, agar ketika Nana datang—Beby tidak semakin terpojokkan.