"Tidak jadi ke kantor?" tanya Gina saat Axel melepaskan tautan bibirnya.
Axel yang mendengar pertanyaan Gina langsung mendorong tubuh Gina, hingga Gina terduduk di sofa secara kasar.
Axel mendekatkan wajahnya pada wajah Gina dengan sedikit membungkukkan badannya hingga wajahnya berada di dekat wajah Gina.
"Jangan berpikir, dengan cara menggodaku, kamu bisa terlepas dari tugasmu untuk menjual diri nanti malam." Bisik Axel dengan nada pelannya, namun penuh penekanan, membuat Gina yang mendengarnya dengan gerakan pelan mengepalkan tangannya kuat, serta d**a yang terlihat naik turun, mungkin Gina sedang menahan emosi.
"Jangan ragukan aku. Aku bukan tipe orang yang ingkar dengan apa yang sudah menjadi sebuah kesepakatan kita. Hanya menjadi w************n bukan, menjadi wanita rendahan. Sangat Mudah." Ujar Gina yang terdengar sangat santai, dan Axel sangat tidak percaya melihat keberanian Gina, karena selama mengenal Gina, Axel sangat tahu Gina tidak pernah terima kalau Axel menghina atau merendahkan dirinya, tapi sekarang, Axel melihat secara jelas, dimana Gina terlihat santai saja saat dirinya menghina, bahkan Gina sendiri juga menyebut dirinya Hina tanpa ada rasa sakit dihatinya.
Axel yang memang tidak mudah percaya langsung pergi begitu saja tanpa mendengarkan kata panjang dari Gina.
Jam 07.00 malam, Gina benar-benar mempersiapkan diri untuk mendatangi sebuah club' malam yang sudah disediakan oleh Axel. Artinya, Axel memilih klub malam yang khusus untuk didatangi oleh Gina, dan kali ini Axel ingin melihat secara langsung Seperti apa Gina menjual dirinya di klub malam, yang selama ini tidak pernah dilakukan oleh Gina. Bahkan, sekalipun Gina tergolong dari orang kaya, Axel tidak pernah melihat Gina mendatangi tempat seperti klub malam, dan malam ini Axel akan melihat secara langsung Gina mendatangi klub malam, bahkan tidak hanya mendatangi, tapi juga menjadi anggota sebagai wanita penghibur.
Axel yang sengaja mempersiapkan atau meletakkan CCTV di kamar yang khusus untuk dijadikan sebagai kamar Gina di rumahnya, dan di sana Di mana Axel masih berada di kantornya, melihat secara langsung melalui ponselnya dimana Gina sedang mempersiapkan diri untuk menjual dirinya di klub malam.
Axel melihat dengan begitu jelas, saat Gina benar-benar sangat memperhatikan penampilannya, dengan pakaian yang terlihat begitu sangat terbuka, bahkan tidak pernah terlihat sebelumnya pakaian Gina se terbuka malam ini.
Melihat penampilan Gina yang tidak biasa, Axel benar-benar tidak percaya, tapi Axel tetap diam saja dan mencoba untuk tetap melihat sejauh mana Gina bertindak, apakah hanya sebatas penampilan saja, atau Gina benar-benar akan melakukan tugasnya sebagai wanita penghibur seperti apa yang diperintahkan olehnya Axel. Axel menatap ponselnya dengan tatapan yang terlihat begitu sangat serius, bahkan sampai tidak mendengar saat suara ketukan pintu yang sejak tadi diketuk hingga berulang kali.
Hans yang merasa lelah sejak tadi mengetuk pintu ruangan sang tuan tidak direspon langsung membuka pintu ruangan Axel dengan pelan, karena ada sesuatu yang penting yang harus beritahu.
Axel cukup terkejut saat melihat pintu ruangannya yang terbuka, dan terlihat Hans memasukkan sedikit kepalanya dan melirik dengan lirikan penuh ketakutan pada Axel.
"Mohon maaf, Tuan. Sejak tadi saya sudah mengetuk pintu ruangan anda, tapi tidak ada respon dari anda dan saya sedikit khawatir, ataupun terjadi sesuatu pada anda karena anda tidak biasanya mengabaikan suara ketukan pintu dari saya. "Ujar Hans dengan penuh kejujuran, karena selama ia bekerja dengan Axel, sekali saja dirinya mengetuk pintu ruangan sang Tuan, Axel langsung menyuruhnya masuk. Tapi malam ini, Excel merasa tidak mendengar suara ketukan pintu dari Hans, padahal Hans sudah berulang kali mengetuk pintu ruangan Axel, hingga Hans merasa penasaran apa yang terjadi di dalam ruangan sang Tuan, karena tidak biasa.
Axel yang tidak ingin Hans tahu apa yang dirinya lakukan di dalam ruangannya sampai tidak mendengarkan suara pintu yang diketuk olehnya langsung menutup ponselnya secara kasar, dan Axel juga melakukan hal tersebut karena secara refleks saja, mungkin Axel merasa terkejut.
"Katakan saja apa kepentinganmu. "Titah Axel dengan penuh ketegasan, membuat Hans langsung bernapas lega karena ternyata tuannya tidak marah. Dengan cepat Hans mendekati Axel dan duduk di kursi tepat di depan Axel sekalipun Axel tidak mempersilahkannya.
"Tuan, gawat. Nona Gina akan mendatangi klub' besar di kota ini." Ujar Hans yang merasa kabar ini adalah kabar buruk.
Axel yang mendengar Apa yang dibicarakan oleh Hans langsung melakukan kepalanya dan membenarkan duduknya lalu membalas tatapan Hans.
"Aku sudah tahu itu. Dan aku minta temani aku untuk mendatangi tempat itu. "Ujar Axel yang membuat Hans sedikit tidak percaya kalau Axel akan mengetahui tentang kepergian Gina ke klub malam, karena Hans sendiri belum memberitahu Axel. Tidak tahu saja Hans, kalau Axel akan tahu itu tanpa diberitahu oleh dirinya, karena Axel sendiri yang menyuruh Gina untuk menjual diri di klub malam, bahkan Axel tidak hanya tahu, karena Axel sendiri yang menyuruh Gina pergi ke klub malam, tapi Axel juga menyaksikan persiapan Gina untuk pergi ke klub malam tersebut.
Hans yang mendengar ucapan Axel langsung mengucapkan kata siap, dan tidak banyak bertanya mengenai Axel yang sudah tahu tentang kepergian Gina ke klub malam. Setelah dirasa Hans sudah mengerti kalau sang Tuan saat ini sedang tidak ingin banyak bicara, Hans pun berpamitan untuk undur diri dan menunggu Axel di mobil.
Hans keluar dari ruangan Axel, dan Adel kembali melihat layar ponselnya yang masih menyala dan memperlihatkan Clara yang mulai keluar dari kamarnya.
Melihat penampilan Clara yang sangat kuat biasa, tanpa Axel sadari, tangan Axel terkepal kuat, dan langsung berdiri lalu keluar dari kamarnya setelah melihat kamar Clara sudah kosong.
"Langsung ke club, Tuan?" tanya Hans setelah Axel masuk ke dalam mobil.
"Langsung." Jawab Axel dengan penuh ketegasan, dan Hans pun mulai mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, untuk menuju ke club' malam dimana Gina berada.
Gina sendiri masih santai memainkan ponselnya dalam mobilnya untuk menuju ke club' malam. Sebelum Gina terjun ke dunia malam, Gina memberitahu sang Mama dan sang Papa, bahwa Gina akan melakukan sebuah pekerjaan baru, tanpa memberitahu apa pekerjaannya. Gina juga meminta doa pada Lina, agar diberi kelancaran untuk pekerjaannya tersebut.
Ashar sebenarnya merasa tidak percaya saat mendengar Gina akan melakukan sebuah pekerjaan, tapi Ashar tidak bertanya lebih lanjut, karena Ashar yakin Gina tidak macam-macam.
Setelah Gina mendapat izin dari kedua orang tuanya, Gina mulai masuk ke club' malam. Gina yang memang bukan wanita yang begitu sangat polos, polos tapi tidak polos banget, langsung mengerti apa tugas seorang wanita penghibur.
Gina mulai berjalan masuk ke club' dengan melenggak-lenggokkan tubuh moleknya, membuat semua mata pria langsung terbuka lebar saat melihat kedatangan Gina.
"Hai, mau bermalam dengan ku?" tanya seorang pria muda, bahkan terlihat sangat muda, menawarkan Gina untuk bermalam dengannya.