"Datang ke rumah, karena aku ingin kamu bersiap untuk menghasilkan uang buat aku nanti malam. Ingat, kamu harus menggunakan tarif yang tinggi." Ujar Axel yang membuat Gina langsung mencengkram kuat setir mobilnya karena menahan emosi.
"Dasar Pak Tua sialan! Kau kan tahu aku kuliah, aku tidak bisa datang sekarang. Aku janji, nanti malam aku akan ke rumahmu. "Ujar Gina mengumpat Axel dengan penuh kekesalan, karena Axel benar-benar tidak mengerti dirinya.
Axel yang mendengar umpatan Gina langsung tertawa, dan Entah kenapa Axel jadi semakin tertarik untuk tetap membuat Gina kesal.
" Ingat, aku memberikan suntikan dana ke perusahaan kamu tidak sedikit, jadi Jangan membantah setiap aku memberikan perintah berupa apapun." Ujar Axel yang semakin membuat Gina benar-benar sangat kesal.
" Tidak bisakah kamu menunggu sampai aku pulang kuliah. Aku harus kuliah. "Ujar Gina mencoba untuk menawar, berharap Axel membiarkan dirinya kuliah terlebih dahulu.
"Aku tidak mau tahu. Pokoknya kamu sekarang datang ke rumah dan aku juga tidak peduli dengan kuliahmu. "Ujar Axel yang langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, membuat Gina kembali mengerang kesal.
Gina yang tidak ingin Axel mengancam perusahaan langsung memutar arah untuk menuju ke rumah Axel.
Sesampainya di rumah Axel, Gina langsung masuk begitu saja ke rumah Axel, tanpa mengetuk pintu seperti biasanya.
Axel yang melihat kedatangan Gina dengan wajah cemberutnya sedikit menyunggingkan senyumnya.
"Apa seperti ini sikap seorang mahasiswi kalau bertamu ke rumah orang?" tanya Axel dengan nada dinginnya, membuat Gina memutar bola matanya jengah.
"Katakan, apa yang harus aku lakukan disini!" ujar Gina datar dengan menjatuhkan bokongnya di sofa secara kasar.
Axel langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah saat melihat rok pendek Gina tersingkap hingga memperlihatkan paha mulusnya.
Gina yang melihat Axel sedang berusaha mengalihkan pandangannya dari dirinya langsung tersenyum misterius.
Gina berdiri dan mendekati Axel, lalu memeluk Axel dari belakang, membuat Axel terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Gina pada dirinya.
"Pak Tua, aku ini istrimu loh. Masak iya tega menjual istri pada p****************g hanya demi uang. Lagipula, Pak Tua sudah kaya raya, masak iya masih butuh uang dengan cara menjual istri pada p****************g. "Ujar Gina Seraya meraba perut kotak Axel, membuat Axel langsung mulai berusaha menahan sesuatu yang seperti akan meledak, karena ternyata sentuhan singkat Gina berhasil memancing apa yang ia tahan.
Axel yang tidak ingin termakan oleh rayuan Gina langsung melepaskan tangan Gina secara kasar, lalu beralih menjepit kedua pipi Gina dengan kuat, mencoba untuk menggertak Gina agar Gina tidak lagi menggoda dirinya.
"Berani menggodaku, maka akan kubuat kamu menyesalinya. "Ujar Axel mencoba mengancam Gina dan melepaskan tangannya dari kedua pipi Gina secara kasar.
"Apa mungkin kamu akan berhasil membuatku menyesali apa yang aku lakukan. "Ujar Gina yang ternyata masih tidak menyerah, dan tidak merasa takut dengan ancaman Axel.
Gina kembali mendekati Axel, dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Axel.
Axel yang melihat Gina semakin menantang dirinya langsung mendekatkan wajahnya, dan melumat bibir Gina secara kasar membuat Gina semakin merasa tertantang, tapi malah menggigit bibir Axel hingga mengeluarkan darah segar karena Gina menggigitnya dengan begitu kuat.
"Tidak perlu berlaku kasar, karena aku suka bermain lembut. Sebelum Pak Tua menyerahkan aku pada p****************g, aku rasa tidak ada salahnya Pak Tua mencicipi atau melihat Seperti apa permainanku. "Ujar Gina Seraya mengedipkan sebelah matanya, mencoba untuk menggoda Axel lagi, hingga membuat Axel benar-benar merasa tidak tahan.
Karena Axel sudah merasa hawa panas di seluruh tubuhnya, dengan cepat Axel mendorong d**a Gina hingga Gina menjauh darinya, lalu masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam secara kasar karena tidak ingin Gina masuk ke kamarnya.
"Sialan! Kenapa aku begitu mudahnya tergoda oleh rayuan Gina." Ujar Axel mengumpat dirinya, karena hampir saja ia benar-benar merasa tergoda dengan kata-kata dan juga sentuhan tangan Gina.
Gina yang melihat Axel sudah menghilang dibalik pintu kamarnya langsung tertawa dan berniat akan melakukan sebuah rencana untuk mengerjai Axel, karena Gina sudah mendapatkan titik dimana Axel marah dan tergoda pada dirinya.
Gina bermain ponsel dengan santai di rumah tamu rumah Axel, sedangkan Axel bersiap ke kantor.
Setelah Axel siap berangkat ke kantor, Axel langsung melepaskan jasnya dan melempar pada tubuh Gina yang memperlihatkan paha mulusnya, karena Gina mengenakan rok yang begitu sangat pendek.
Gina yang sedang bermain ponsel sedikit terkejut saat mendapati jas Axel berada di pahanya sebagai penutup pahanya, dan menoleh pada Axel.
Gina menyingkirkan jas Axel, lalu berdiri dan mendekati Axel.
"Katakan, aku harus menggunakan tarif berapa nanti malam." Ujar Gina dengan nada santainya, seraya mengalungkan kedua tangannya pada leher Axel.
"Pakaian seperti ini tidak pantas dipakai ke kampus. Kalau mau memakai pakaian yang seperti ini, pakai untuk nanti malam, biar tubuhmu laris dengan harga yang tinggi, biar nominal akhirnya cepat setara dengan uang yang sudah aku keluarkan untuk menyelamatkan perusahaan kamu." Axel malah mengomentari pakaian Gina, sambil menyentuh rok pendek Gina, membuat Gina tersenyum.
"Baiklah. Mulai besok, aku akan merubah cara berpakaian ku kalau ke kampus. Tapi sebelum itu, beri aku alasan kenapa aku tidak boleh berpakaian seperti ini. Larangan mu seperti menunjukkan rasa peduli mu pada istrimu, dan membawa istri kamu ke jalan yang benar. Tapi, mengingat perkataanmu tadi yang akan menjualku pada p****************g, sangat tidak menunjukkan perilaku atau ajaran yang baik sebagai seorang suami." Ujar Gina panjang lebar, yang perkataan Gina kali ini patut di benarkan oleh Axel.
Axel yang mendengar ucapan Gina hanya diam saja, karena perkataan Gina memang benar semua.
"Kenapa diam saja? Tidak bisa jawab?" tanya Gina seraya mengelus rahang Axel, membuat Axel memejamkan matanya mendapat sentuhan lembut dari Gina.
Axel membuka matanya dan memiringkan kepalanya untuk mendekati leher Gina.
Dengan cepat Axel menyesal leher Gina, hingga meninggalkan bekas merah keunguan, dan tindakan Axel berhasil meloloskan desahan dari bibir Gina.
Ternyata Axel tidak berhenti hanya di leher dan satu sesapan saja, Axel kembali menyesap leher Gina yang lainnya, hingga terdapat banyak bekas merah keunguan dileher Gina, membuat Gina kembali mendesah karena merasakan sengatan yang tidak biasa saat Axel bermain di lehernya.
Gina tidak mengizinkan Axel berhenti melakukan apa yang sudah Axel lakukan di lehernya, langsung mengarahkan bibir Axel pada dadanya, namun Axel malah beralih melumat bibir Gina, hingga keduanya saling mencari kenikmatan dari bibirnya.
"Tidak jadi ke kantor?" tanya Gina saat Axel melepaskan tautan bibirnya.