"Liam, kamu sakit," kata Luna setengah menegur, sambil mengguncang bahu Liam pelan. Liam menggeliat, matanya terbuka sedikit. "Aku baik-baik aja." "Baik-baik aja dari mana? Demam tinggi begini." Luna melotot galak. "Kenapa nggak bilang sih kalau sakit?" Alih-alih menjawab, Liam justru menyandarkan kepalanya ke ranjang Luna, menutup matanya lagi. "Karena aku sibuk jagain anak orang yang kabur sebelum pernikahan," gumamnya, terdengar setengah menggoda, setengah mengeluh. Luna merengut kesal. "Kalau kamu sakit tuh harusnya istirahat. Ayo pindah, tidur di kursi gini pasti nggak enak." Liam membuka satu matanya, menyeringai tipis. "Oh, kamu khawatir? Katanya udah mencintai orang lain, tapi kok masih khawatir sama aku?" Luna ternganga. Ia tahu sejak dulu Liam kadang-kadang suka menjahiliny