“Kamu membunuh kakakku!” Melinda berteriak marah di hadapan Alaric. “Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa masuk ke kantorku, tapi sekarang keluarlahl,” perintah Alaric tegas. “Keluar sebelum aku memanggil sekuriti untuk menyeretmu secara paksa.” “Kenapa harus membunuh kakakku, Al?” Melinda terduduk di lantai, menangis tersedu-sedu. “Aku tidak punya waktu untuk berbela sungkawa, jadi keluarlah sekarang.” Alaric berdiri dari kursinya, menenteng tabletnya. “Aku ada rapat dalam sepuluh menit.” Melinda mendongak, wajahnya yang biasanya tampak cantik nan menawan hari ini terlihat pucat, tirus, dan menyedihkan. Alaric menatap jijik pada Melinda dan melangkah melewati wanita itu. Namun tangan Melinda lebih dulu meraih kaki Alaric. “Kamu harus bertanggung jawab, Al! Dia satu-satunya keluargaku!”