103 - Terancam

1579 Words

“Malam ini juga, bawa mereka semua ke rumahmu. Di sini sudah nggak aman!” Pramana memberi perintah. Pantulan cahaya api yang berkobar terlihat di matanya, yang menyorot penuh kengerian. Fatih menelan ludah, mengangguk mantap. Nafasnya terengah, ia bangkit. Ekor matanya masih menangkap jilatan api yang terlihat begitu menakutkan di tengah kegelapan. Tapi ia tak punya waktu untuk menoleh. Fatih menggamit lengan Nera, mengajaknya bangkit kemudian gegas masuk Sekali lagi, Fatih orang yang sangat peka dan tentunya tidak bodoh. Dari ekspresi wajah Pramana, tak perlu ia bertanya, ledakan itu jelas disengaja. Seseorang telah mengincar nyawa jaksa muda itu. Atau bahkan, mengincar semua orang yang ada di villa itu. Pramana bersandar ke dinding, dua anak muda di sebelahnya tadi sudah masuk ke dal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD