Bab 4

1157 Words
Rayen menarik tangan Irina hingga punggung Irina menempel di tembok lagi dan menyurukan wajahnya untuk menempelkan bibirnya dengan kasar dan melumat bibir Irina. Irina meronta dan berusaha melepas cengkraman Rayen namun dalam beberapa detik Irina sempat terbawa oleh ciuman Rayen yang manis dan sangat Irina rindukan. Bahkan Irina sempat pasrah dalam dekapan Rayen. Tunggu. Irina mendapatkan kesadarannya kembali setelah menyadari ciuman yang membuat kepalanya pening dalam beberapa saat hingga tangannya terbebas dari cengkraman Rayen dan... PLAKKK Suara tamparan Irina pada orang yang paling Irina benci setelah pertemuan pertamanya selama bertahun-tahun ini. Nafas keduanya sama-sama memburu, penuh dengan emosi. Entah emosi apa itu. Emosi karena kebencian yang sudah di ubun-ubun mereka atau emosi karena kerinduan keduanya. “Saya sudah cukup sabar karena anda adalah klien saya. Tapi klien tidak pernah melakukan hal semacam ini.” Irina mengeluarkan suaranya dengan nada getir dan gemetar dengan genangan air mata yang sudah tidak bisa Irina bendung lagi, Irina pergi tanpa menoleh lagi pada Rayen. Rayen masih merasa tidak terima dengan perlakuan yang diberikan Irina padanya, meski ia sadari apa yang telah ia lakukan memang sebuah kekurang ajaran yang ia sendiri tidak sadar telah melakukan hal senekad ini pada Irina. “Kenapa Irina? Kenapa kau marah padaku?” Entah Rayen berusaha untuk menghentikan Irina atau menghina Irina lagi. Rayen diam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya lagi. ”Bukankah kita sama-sama tidak memakai hati?! Jadi kenapa kau harus marah?!” Perkataan Rayen selanjutnya berhasil membuat kaki Irina berhenti melangkah. “Bukankah kamu dan teman-temanmu tak pernah memakai hati saat menjalin hubungan dengan pasangan kalian hah?” teriak Rayen sekuat tenaga karena melihat Irina yang semakin menjauh dari jangkauannya. Deg   *Flashback “Kenapa gue bisa lupa sih kasih ini buat Irina?” Rayen membuka sebuah kotak perhiasan yang didalamnya terdapat kalung indah berliontinkan inisial R dan didalamnya huruf I bermatakan berlian indah diujung atas huruf I yang Rayen design sendiri. Rayen tersenyum melihatnya dan memasukkan kembali kalung itu kedalam saku celananya. Rayen menutup pintu mobilnya lagi setelah teringat dengan kalung yang sudah dia bawa selama beberapa hari ini. Kali ini Rayen memberanikan dirinya untuk menyerahkan kalung yang ia rancang sendiri khusus untuk Irina. Irina dan teman-temannya masih berbincang dengan seru selepas Rayen mengantar Irina. Entah apa yang dibicarakan oleh para gadis itu hingga Rayen tersenyum karena melihat tawa Irina yang sangat ingin ia simpan sendiri. Baru saja Rayen mendekati Irina namun ucapan Irina membuatnya mematung tidak percaya. “...Makanya kayak gue dong, jangan pake hati kalo pacaran. Lo liat aja gue sama Rayen. Muka udah ganteng tajir pula. Gue gak pernah tuh minta ini itu sama dia malah dia yang kegilaan sama gue. Gue tuh gak pernah kasih apa-apa sama dia jadi gak mungkin gue ketipu hati sama harta justru malah dia yang kelimpungan sama gue. Lo pada tau sendiri kekayaannya melimpah.” Suara tawa dari teman-teman Irina menyadarkan Rayen bahwa ucapan Irina benar-benar menohok hati Rayen hingga berkeping. Semua yang sudah dia lakukan ternyata hanya dibalas dengan perasaan palsu dari Irina. Betapa bodohnya Ia karena mencintai Irina dengan tulus. Rayen bahkan tidak pernah menyadarinya selama ini. Perhatian dan sikap Irina yang terlihat tulus ternyata hanya akting. Rayen melangkahkan kakinya keluar dari caffe itu tanpa mendengar percakapan menyakitkan dari Irina dan sahabatnya. Dunianya benar-benar runtuh seketika itu. *Flashback End   “Aku kaya Irina, bahkan sekarang lebih kaya. Tampan, ya aku lebih tampan sekarang. Jadi, kamu gak usah so jual mahal hah!” teriaknya lagi. Deg. Apa hanya karena ucapan itu Rayen harus pergi meninggalkan dirinya tanpa lepastian? Apa hanya sedangkal itu pemikirannya? Berbagai pertanyaan bermunculan dikepala Irina. Irina terdiam untuk beberapa saat. Tapi apa? Apa yang membuat Rayen begitu enteng mengatakan bahwa hubungan diantara mereka tak pernah memakai hati. Jadi kebersamaannya dulu hanya sebuah hubungan yang tanpa arti dimata Rayen?! Irina semakin hancur mendengar kenyataan ini. Jika itu yang dilakukan oleh Rayen, Irina tidak perduli lagi. Irina segera melangkah pergi dan tak mau membuatnya lebih sakit hati lagi dengan ucapan Rayen. Jika memang semua yang sudah mereka jalani selama ini tidak pernah berbalas untuk Irina. Terserah. Toh sekarang mereka sudah berpisah dan hanya menjadi mitra kerja saja. Irina yang melangkahkan kakinya tanpa menoleh lagi pada Rayen. Dengan kasar Rayen memukulkan kepalan tangannya ke tembok hingga meninggalkan lebam merah di buku jarinya. Bahkan setelah semua perasaan yang sudah dia lampiaskan selama bertahun-tahun ini, Rayen masih saja tak bisa melupakan kejadian yang membuatnya terpuruk hingga hampir saja menghancurkan hidupnya. Wanita yang paling Rayen benci masih saja memperlihatkan sikap angkuhnya. Sampai kapan dia akan berpura-pura jadi wanita baik-baik? Pikir Rayen “b******k kau Irina. Kau akan membayar semua rasa sakit ini.” teriak Rayen yang hanya disaksikan oleh asisten sekaligus sahabatnya Bimo.   ***   Irina tak pernah menduga dengan semua yang diucapkan oleh Rayen padanya. Perasaannya hanya sebatas satu arah. Rayen tak pernah menganggapnya ada. Bahkan semua rasa cinta dan perhatian selama mereka bersama tak pernah tulus untuknya. Entah kaget karena ucapan Rayen atau memang air matanya sudah kering. Irina hanya menatap langit-langit rumah kontrakannya dengan pandangan kosong. Setelah pertemuannya dengan Diah klien keduanya setelah Rayen, Irina pulang ke rumahnya. Irina merasa tak perlu lagi ke kantor setelah memberikan laporannya pada bos Lena melalui email. Drrrtt drrrtt drrrrtt... Suara ponsel Irina berbunyi diatas meja ruang tamunya dan menyadarkan Irina. Tertera no baru yang tak dikenal oleh Irina. 08XXX: Hi, Irina. Irina mengerutkan dahinya. Siapa? Irina merasa tak pernah memberikan no handphonenya pada orang baru. Irina melempar handphonenya sembarangan ke kasur tanpa membalas kembali pesan yang diterimanya dari orang baru. Jika pun penting nanti pasti dia akan menelponnya. Drrrrtt drrrrtt.... Kali ini suara ponsel Irina bergetar dengan cukup panjang dan terdengar suara nada dering dari penyanyi Ashlee Simpson dengan lagunya Pieces Of Me mengalun indah. Nama Desi tertera di ponselnya. Sahabatnya yang satu ini pasti akan memamerkan pacar barunya mengingat dia baru saja pulang dari liburannya di Lombok dan bertemu dengan seorang bule yang dia bilang mirip Shawn Mendez. Pasti hubungannya kali ini singkat. Pertemuan singkat dan langsung berstatus pacaran. Khas Desi. “Oh my god babe. Lama amat sih angkat telepon dari gue.” Suara nyaring Desi membuat kepala Irina mendongak ke belakang. “Sorry, gue lagi ada kerjaan tadi. Kenapa? Mana oleh-oleh buat gue? Awas aja kalo sampe lupa.” “Hey tenang aja cyin, gue siapin buat lo. Terkhusus buat lo gue kasih dua. Satu barang mati satu barang idup.” Celoteh Desi dengan cekikiannya. “Anjir lo. Baru tahu gue ada barang idup.” Terdengar cekikikan dari sebrang menertawakan entahlah, kebodohannya atau respon dari Irina. “Dimana lo? Cepet sini gue lagi di Story cafe nih, anak-anak juga pada mau kesini.” “Oh, gitu. Tumben gak berkoar-koar di grup. Udah bosen lo?” “Ck. Gaklah, gue japri satu-satu. Maklumlah yah, gue dapet ikan baru ya gue pamerinlah.” Serunya lagi, kini dengan tawanya yang sedikit keras. “Najis lo. Tiap pulang dari patah hati pasti bilangnya baru. Tapi lo masih grass kan? Ati-ati lo pake pengaman.” “Kurang ajar lo, dikira gue hp. Gue masih sucilah. Udah cusss ganti baju terus ngerapat ke sini, bentar lagi anak-anak nyampe nih.” “Ok, Bu Boss.” Setelah selesai berkangen-kangen dengan sahabatnya, Irina mengganti pakaian santainya dengan  memakai mini dress bergaris-garis putih dan hitam, memoles sedikit wajahnya dengan riasan tipis dan lipstik berwarna nude. Irina menyampirkan tas kecilnya di bahu kiri dan segera memakai sepatu warna hitam berhak rendah. Irina segera menuju keluar rumahnya karena supir taksi online yang sudah dipesannya saat bersiap-siap sudah menunggu.   ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD