Saat kamu hidup. Kamu diberi waktu oleh Tuhan selama 24 jam. Hitungan waktu itu akan selalu berputar setiap detik dan menit. Bagi sebagian orang, perputaran waktu itu sangatlah berharga. Karena waktu itu tidak akan mau menunggu, tidak bisa berhenti, dan tak akan terulang. Terkadang waktu digambarkan sebagai pedang. Barang siapa yang menyia-nyiakan waktu, maka ia akan rugi.
Maka dari itu tak sedikit orang yang lebih memilih sibuk memanfaatkan waktu dengan baik. Melakukan hal yang positif, berbagai kegiatan dan aktivitas untuk mensukseskan diri. Sama halnya dengan pepatah 'berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian'.
Yang artinya adalah bersusah-susah dulu, barulah kita mendapatkan kesenangan di kemudian hari karena apa yang kita peroleh dari kesusahan di masa lampau.
Tidak apa sakit dan menderita dulu, jika pada akhirnya kamu bisa meraih kebahagiaan. Kamu yang bisa menghargai waktu dengan baik, akan melihat hasilnya nanti. Untuk itu segera bangkit, maju dan langkahkan kaki. Percayalah apa yang sudah kamu lewatkan akan membawa hikmah dan pelajaran berharga.
Terkadang manusia sering kali menyalahkan waktu. Padahal bukan waktu yang salah melainkan dirinya yang tidak mempergunakan waktu dengan baik. Yang harus dilakukan untuk mengatasi kondisi seperti ini sebenarnya mudah. Cukup dengan cara tidak menyalahkan waktu dan diri sendiri. Memang benar bahwa waktu itu tidak bisa terulang kembali. Dia terus berputar apapun yang terjadi. Tapi percayalah, apa yang sudah dilewatkan pasti ada hikmah dan makna yang tersimpan didalamnya, dan biarkan waktu yang akan menjawabnya.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan waktu di setiap kesempatan yang ada. Entah itu untuk belajar giat, bekerja rajin, melakukan berbagai aktivitas positif, dan lain sebagainya. Pengaturan waktu yang baik merupakan faktor penting dalam mengantarkan seseorang pada kesuksesan. Orang sukses selalu memiliki target tentang apa yang akan diselesaikan dalam waktu tertentu.
Tak terasa sudah pergantian tahun ajaran baru di SMA Moonlight. Para murid yang duduk di kelas 12 telah pergi mencari jati diri di PTN pilihan mereka. Murid kelas 11 yang tadinya menjadi kakak tingkat untuk murid kelas 10 dan adik kelas untuk kelas 12 kini sudah berubah pangkatnya menjadi senior sekolah. Ya, senior yang mempunyai derajat dan kasta paling tinggi diantara murid lainnya. Sedangkan murid kelas 10, kini sudah berada di pertengahan antara senior kedua dari kelas 12.
Begitupun dengan Fathan dan Jessie. Sekarang, ia telah memasuki kelas 12. Kelas dimana ia harus fokus untuk mengejar mimpinya. Kedua orang tuanya sangat mengharapkan Fathan agar ia dapat mendapatkan jalur SNMPTN. Fathan sangat berupaya untuk itu. Tak lupa dengan Jessie, Jessie juga tak mau kalah dari Fathan. Ia berambisi untuk lolos ITB dengan jalur SNMPTN sama seperti Fathan.
Semenjak jiwa ambisi anak kelas 12 mulai aktif, pertemanan antara Fathan dan Jessie juga kini mulai melonggar. Sudah 5 bulan belakangan ini Jessie menjauhi Fathan. Fathan pun tak tahu sebabnya apa.
Terkadang ia mengajak Jessie untuk pergi ke kantin atau sekadar belajar bersama. Akan tetapi Jessie langsung menolak ajakan Fathan tersebut. Jessie juga menghindari Azra. Circle pertemanan mereka bertiga menjadi canggung seperti ingin usai.
Pernah suatu ketika Fathan mencegat Jessie yang sudah lama tidak mau mengobrol dengannya. Fathan meminta alasan yang jelas perihal apa penyebab Jessie menjauhinya.
Saat Fathan minta apa alasannya. Jessie selalu bilang bahwa ia sedang ingin 'break' dari pertemanan. Ia bilang semester baru ini, dirinya ingin lebih giat belajar untuk memfokuskan dirinya agar dapat masuk ke PTN yang ia inginkan.
Mungkin itu adalah sebuah alasan yang terdengar masuk akal. Namun apakah Jessie benar-benar sangat seambis itu untuk mengejar PTN sampai-sampai ia harus memutuskan circle pertemanannya?
Padahal jika dipikir-pikir, Jessie dan Fathan dapat memanfaatkan waktu untuk belajar bersama. Akan tetapi Jessie tidak memikirkan hal tersebut. Ia lebih memilih untuk sendiri meskipun tak ada yang menemaninya. Jessie memang sudah terbiasa sendiri.
Munafik jika Jessie tidak merindukan Fathan. Ya, ia sangat merindukannya. Jessie hanya bersembunyi di balik topengnya. Ia hanya bersembunyi di balik kata "Mau fokus PTN" namun aslinya ia memang ingin menghindari Fathan.
Bukan tanpa sebab Jessie ingin pergi dari Fathan. Jessie menghindari Fathan selama 5 bulan belakangan ini karena tak ingin dirinya sakit hati akibat kedekatan Fathan dan Azra. Kedengarannya memang terbilang sangat childish. Namun itulah yang Jessie rasakan saat ini.
Bukan hanya itu juga penyebab Jessie menjauhi Fathan, mungkin kamu juga sudah tahu kenapa Jessie menjauh dari Fathan walaupun ia sangat menyayanginya.
Alasannya yang tak lain dan tak bukan adalah karena perbedaan keyakinan antara dirinya dan Fathan. Jessie tahu betul kalau mencintai orang yang berbeda keyakinan itu merupakan suatu kesalahan. Ia tak ingin terjerumus ke sana. Apalagi terlalu dalam mencintai Fathan yang jelas-jelas tidak akan pernah bersatu dengannya.
Fathan tidak tahu saja jika sebenarnya, Fathan adalah orang yang pertama kali Jessie suka. Seumur hidup Jessie bertemu orang banyak, tidak ada orang yang bisa membuatnya jatuh hati. Orang yang dapat membuka pintu hati itu adalah seorang Fathan, teman satu kelasnya di SMA barunya.
Jika memang ia tidak ditakdirkan untuk menjadi bagian hidup Fathan. Jessie berharap di suatu saat nanti Tuhan akan mempertemukannya dengan seseorang yang dapat membuatnya menerima cinta kedua setelah Fathan. Seseorang yang dapat bersatu dengan dirinya dan dengan keyakinan yang sama juga. Ah, sudahlah. Jessie juga tidak tahu ia akan menemukan seseorang pengganti Fathan atau tidak namun dalam bentuk yang seiman. Semoga saja bisa.
***
"Waktu pelajaran terakhir hari ini habis, yang lapar silakan beli jajan dulu lalu masuk ke kelas lagi ya, karena kita akan mengadakan bimbingan belajar tambahan setiap pulang sekolah. Oh, ya, jangan ada yang pulang! Jangan bolos! Kalau ada yang ketahuan pulang tanpa seizin dari saya besok akan dibawa ke ruang kepada sekolah, mengerti?"
"Mengerti..."
"Baiklah, silakan jajan."
Rutinitas baru di SMA Moonlight. Khusus kelas 12, SMA Moonlight mengadakan les tambahan. Tak terkecuali dengan kelas Fathan. Sedangkan murid kelas 10, dan 11 diperbolehkan untuk pulang.
Ting...
Sebuah notifikasi muncul dari ponsel Fathan, ia melihat sebuah pesan w******p dari Azra.
Azra kunyuk : Azra pulang duluan ya. Fathan semangat les-nya! Oke!
Fathan : Siapa?
Azra kunyuk : Siapa apanya?
Fathan : Maksud gue siapa yang jemput lo pulang? Lo baik bus atau ada yang jemput?
Azra kunyuk : Hans. Kata Hans dia mau jemput Azra, ini Azra lagi nunggu di halte bus.
Semakin hari hubungan Azra dan Hans semakin lengket walau masih sekadar teman. Sementara hubungan Fathan dan Jessie malah makin runyam tak ada titik temunya. Ah, menyedihkan sekali kisah Fathan.
Fathan : Oh, oke.
Azra kunyuk : Fathan jangan diem-dieman juga sama Kak Jessie. Ajak dia pulang bareng coba dipaksa. Kan udah lama kalian nggak berkomunikasi.
Fathan menghela napasnya. Ya, semenjak Jessie menjauhinya, Fathan hanya sesekali mendekatinya. Selebihnya ia masa bodoh dengan sifat Jessie padanya. Jessie dingin, Fathan pun menjadi lebih dingin. Mereka memang sepasang es batu yang berjalan.
Azra juga sudah berulang kali menyuruh Fathan agar dapat mengambil hati Jessie kembali untuk memperbaiki pertemanannya. Namun Fathan tidak mendengarkan Azra. Ia terlalu malas berbasa-basi kepada orang yang tidak memberi feedback balik untuknya. Melelahkan.
Tanpa mengindahkan apa yang dikatakan Azra. Fathan hanya membalas hal yang penting untuk keselamatan Azra.
Fathan : Hati-hati.
Fathan mematikan ponselnya. Ia melihat waktu yang melingkar di jam tangan kanannya. Masih tersisa sepuluh menit lagi agar dirinya bisa jajan.
"Jajan atau nggak usah?" Batin Fathan berbicara pada dirinya sendiri.
Pengin beranjak dari tempat duduk namun rasanya sulit. Bukannya sulit sih lebih tepatnya mager. Ia sangat malas untuk bergerak. Tapi kalau ia tidak jajan Fathan takut otaknya tidak akan fokus menerima materi.
Ya, seperti yang kita tahu. Kalau belajar memang perlu asupan agar dapat mencerna ilmu yang disampaikan guru dengan mudah.
"Udah lah jajan aja, daripada kelaparan." tukas Fathan akhirnya. Ia pun berdiri lalu berjalan menuju pintu keluar.
Pada saat yang sama, Jessie juga bangun dari duduknya dan berniat ingin membeli jajan juga ke depan sekolah. Di ambang pintu, Jessie dan Fathan saling tatap menatap. Kedua netra mereka terpaksa saling menatap karena keadaan yang memaksa.
Fathan sungguh merindukan tatapan Jessie seperti ini. Begitupun sebaliknya dengan Jessie. Akan tetapi dengan cepat Jessie segera mengalihkan pandangannya dari Fathan. Ia sangat benar-benar tidak ingin melihat Fathan sedekat ini walaupun hatinya terus saja memberontak.
Tanpa menyapa atau norma kesopanan lainnya, Jessie segera pergi mendahului Fathan.
Sudah biasa sebenarnya Jessie melakukan itu tetapi setelah melihat Fathan sedekat ini sekian lama hatinya jadi merindukan cowok dingin itu kembali meski kenyataan langsung menamparnya.
"Kenapa harus berubah sih, Je?" Fathan membatin lalu menginjakkan kakinya untuk pergi dari kelas.
***