Zyzy sudah mendatangi sebagian besar teman teman pengusahanya di blok Z dan pil pahit yang harus ia telan karena ternyata kebanyakan mereka lebih memilih menyerah pada keadaan dan menerima uang ganti rugi penggusuran, hal ini membuat Zyzy berpikir ulang untuk berjuang seorang diri.
Zyzy juga bingung harus memulai dari mana untuk memperjuangkan blok Z dimana tempat usahanya berada, apalagi ia buta akan birokrasi protes akan penggusuran. Akankah dia mendatangi kantor walikota seorang diri? tapi jika tak seorang diri, bersama siapa dia ke kantor walikota untuk protes tentang penggusuran blok Z.
Zyzy memijit keapalanya yang pusing memikirkan masalah yang ia hadapi, apalagi Leon juga tidak dapat dihubungi, ia sudah intens mencoba menghubungi Leon dan bicara tentang masalah mereka tapi nihil, Leon tetap tidak mau bicara dengannya atau membalas chat Zyzy.
Zyzy meraih tas tangannya, ia kemudian berkemas dan keluar dari ruangannya, Zyzy berjalan menuju meja kasir yang terletak di dekat pintu masuk minimarket dimana ada Linda disana.
“Aku ada urusan Lin, Mungkin tidak kembali kesini dan langsung pulang.”
“Mbak Zyzy mau kemana?” tanya Linda.
“Mau ke kantor walikota.”
“Mau protes soal penggusuran ya mbak?”
“Ya kalau bisa, aku juga bingung harus kemana dulu, aku pergi Lin,” pamit Zyzy kemudian berjalan keluar dari minimarket, ia melangkah menuju mobilnya di depan minimarket dan melajukannya menuju kantor walikota, Zyzy berharap ia mendapatkan solusi, dan solusi itu adalah pembatalan penggusuran.
Dalam waktu satu jam, Zyzy sudah sampai di kantor walikota, ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang kosong, dan keluar. Zyzy mengedarkan pandangannya, ada keraguan di hatinya. Ia menghela napas dalam kemudian berjalan memasuki kantor walikota, Zyzy berjalan menuju meja front office dimana seorang wanita paruh baya bertugas disana.
“Selamat siang,” sapa Zyzy pada wanita itu.
“Selamat siang nona, bisa saya bantu?”
“Emm…” Zyzy bingung harus mengatakan apa karena ia juga tidak tahu siapa yang harus ia temui.
“Mau bertemu siapa? atau mau ada urusan apa?” tanya wanita itu lagi.
“Begini bu, saya dengar blok Z akan dilakukan penggusuran, saya mau tahu dengan siapa saya bisa bicara tentang penggusuran ini.”
Wanita itu menatap Zyzy penuh selidik, ia berpikir sejenak.
“Kenapa bu Ani?” tiba tiba seorang pria sudah berdiri disamping Zyzy.
“Ini pak Amry, nona ini mau bertemu dengan seseorang yang bertanggung jawab dengan penggusuran blok Z.”
Pria bernama pak Amry tersebut menoleh dan menatap Zyzy.
“Ada urusan apa anda mencari saya nona?”
Zyzy menatap pak Amry dan tahu jika pria paruh baya di depannya lah yang mengetahui seluk beluk penggusuran di blok Z.
“Saya mau bicara.”
“Apa yang mau nona bicarakan?”
“Tentu saja soal penggusuran itu pak, kenapa tiba tiba ada penggusuran ini, kenapa kami para pengusaha di blok Z tidak diajak bicara, kenapa…”
“Stop stop stop, mari ke ruangan saya,” ucap pak Amry berjalan mendahului Zyzy menuju tangga, Zyzy terpaksa mengikuti langkah pak Amry walau entah apa yang akan terjadi.
Zyzy sudah duduk berhadapan dengan pak Amry terpisahkan oleh meja besar yang adalah meja kerja ak Army.
“Tolong jawab pertanyaan saya tadi,” ucap Zyzy.
Pak Amry menatap Zyzy, “nona masih sangat muda, pantas saja berapi api dan bersemangat, tapi apapun usaha nona semua ini tidak akan berubah, blok Z tetap akan dilakukan penggusuran, lebih baik nona terima saja ganti rugi dari PT. Angkasa Raya tbk.”
“Apakah tidak ada jalan lain pak? Pembangunan hotel bisa di tempat lain kan? tidak harus di blok Z?” tanya Zyzy.
“Blok Z ada di tengah kota dan sangat strategis, jadi sangat tepat dibangun hotel dan night club.”
“Saya tahu, proyek ini berjalan karena ada uang dari PT. Angkasa Raya, kami pengusaha kecil tidak akan sanggup melawannya tapi paling tidak bapak sebagai pemerintah kota bisa lebih memperhatikan nasib pengusaha kecil seperti kami, bukan hanya pengusaha besar seperti Angkasa Raya,” Zyzy kemudian berdiri.
“Saya permisi,” Zyzy berbalik dan pergi meninggalkan ruangan pak Amry. Setelah Zyzy pergi, pak Amry mengeluarkan ponsel dari kantong jasnya dan mendial nomor seseorang.
“Halo… sepertinya jalan menggusur blok Z tidak semulus dugaan kita…”
Oooo---oooO
Zyzy mengemudikan mobilnya di jalan raya menuju arah pulang, hari ini Zyzy pulang lebih malam dari biasanya karena minimarket cukup ramai hari ini karena weekend jadi mau tak mau Zyzy membantu karyawan karyawannya untuk restock display yang kosong.
Zyzy melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sebelas malam, sangat malam baginya karena biasanya ia sudah sampai di rumah jam delapan malam, Jalanan masih cukup ramai saat tiba tiba sebuah mobil range rover memoting laju mobilnya membuatnya dengan cepat menginjak rem mobil membuat bunyi berdecit.
Zyzy melihat dua orang pria keluar dari mobil range rover hitam dan berdiri di depan mobil Zyzy, dengan ragu Zyzy keluar dari dalam mobilnya, ia tidak tahu apa maksud dua pria itu.
“Siapa kalian? mau apa?” tanya Zyzy tanpa rasa takut ataupun gentar.
“Nona Zyzy? Masih muda, percaya diri tapi anda salah besar jika ingin menggagalkan penggusuran blok Z, lebih baik anda terima uang ganti rugi dan menerima penggusuran,” ucap salah satu pria itu.
“Oh… kalian suruhan PT. Angkasa Raya, kenapa? mereka tidak bisa membujuk saya menerima uang ganti rugi dan meminta kalian menghadang saya disini, lalu apa? kalian mau menculik saya? menyiksa saya?” cecar Zyzy.
“Berani juga nona Zyzy ini.”
“Kenapa saya harus takut pada kalian atau pada PT Angkasa Raya?”
“Kami hanya ingin memberi nona sedikit peringatan kecil saja,” ucap salah satu pria itu lagi.
Kedua pria itu berjalan mendekati Zyzy dan berusaha menangkap Zyzy tapi Zyzy berontak, ia menendang kedua pria itu membuat dua pria itu mundur beberapa langkah.
“Tendangan kamu lumayan untuk ukuran seorang gadis.”
“Try me,” tantang Zyzy memasang kuda kuda dengan tangan siaga.
Kedua pria itu saling pandang dan mencoba menyerang Zyzy, Zyzy berusaha melawan kedua pria tersebut, apa yang dilakukan Zyzy dan dua pria itu takluput dari pengawasan seseorang dalam mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mobil Zyzy dan range rover berada.
“Menarik sekali,” gumam pria itu.
~~~
Zyzy melemparkan tas tangannya diatas ranjang, ia berjalan menuju kamar mandi, ia bercermin dalam kaca yang ada dalam kamar mandi, ada lebam di pipi bagian atas tepat di tulang pipinya. Ia memang berhadapan bukan dengan perusahan biasa, Angkasa Raya adalah mafia proyek yang sulit untuk dikalahkan, banyak jalan dari perusahaan itu untuk mengancam orang seperti yang ia alami mala mini.
Zyzy tahu itu dilakukan hanya untuk menakutinya saja agar ia bisa menerima penggusuran itu tapi semua berbeda karena ia melawan karena ia menguasai ilmu bela diri yang cukup lumayan, Zyzy tetap intens berlatih sejak SMA walau Leon tidak suka jika Zyzy mempelajari ilmu beladiri tapi Zyzy sembunyi sembunyi melakukan itu. Karena ia tahu hidup di kota besar harus ada bekal membela diri.
Dua pria itu berkelahi dengan Zyzy hanya beberapa jurus, Zyzy terkena pukulan di wajah sedangkan dua pria itu terkena pukulan dan tendangan dari Zyzy, setelah itu mereka pergi tanpa mengatakan apa apa lagi.
Zyzy kemudian mandi dengan air hangat, ia juga mengompres pipinya dan memberinya salep anti lebam agar besok kedua orangtuanya tidak menyadari apa yang terjadi padanya, Zyzy juga berencana menutup lebam itu dengan make up karena tak ingin kedua orangtuanya khawatir.
Lynagabrielangga.