Atala menatap kosong ke arah meja makan, di sana terdapat banyak makanan lezat, mahal dan juga bergizi. Bukannya ia tidak lapar, ia hanya teringat pada keluarganya. Bagaimana ia bisa makan dengan enak dan nyaman saat ini jika Sang Ibu dan Adiknya entah sudah makan atau belum. Kalaupun sudah, makanan mereka pasti tak semewah makanan di sini. Hanya nasi putih, sup sayuran dan juga sepotong ikan goreng. Makan lauk ikan goreng kalau mereka memiliki uang yang cukup untuk membelinya. Kalau tidak, cukup mie instan saja. Sedangkan sang Ayah? Ia bahkan belum tahu bagaimana keadaan ayahnya sekarang, bagaimana ia bisa makan sekarang? "Kenapa gak di makan? Kamu gak suka lauknya?" Tanya Erlangga yang berhasil membuat kesadaran Atala langsung pulih kembali. Gadis itu mengerjap lalu tersenyum kikuk. "Ka