Shaka dan Anya baru saja melangkah masuk ke dalam lounge bandara, lalu duduk di salah satu sudut yang agak tersembunyi. Tidak ada niat untuk mengambil makanan atau minuman yang disediakan di sana. Mereka hanya duduk berhadapan dalam diam, tenggelam dalam pikiran masing - masing. Ruangan ini cukup ramai. Para penumpang yang menunggu penerbangan sibuk dengan kesibukan mereka sendiri, ada yang berbicara lirih di telepon, ada yang sibuk mengetik di laptop, ada pula yang sekadar menyeruput kopi sambil membaca. Meski bukan tempat gratis, lounge ini tetap menjadi incaran banyak orang yang mendambakan kenyamanan sebelum perjalanan panjang. Shaka melirik Anya yang sejak tadi sibuk menatap layar ponselnya. Wajahnya serius, tanpa ekspresi. Sesekali, cahaya dari layar memantulkan bayangan samar di m