Yuna menyambut Kania setelah pulang sekolah. Seperti janjinya, ia menjemput Kania. Namun ia merasa aneh saat melihat Kania berjalan gontai tanpa semangat. Bahkan sama sekali tak melempar senyum untuknya. Kania berjalan dengan menunduk dimana wajahnya terlihat lesu. "Sayang, ada apa?" tanya Yuna saat Kania telah berdiri di hadapannya dan mencium punggung tangannya. Kania mendongak dan Yuna dapat melihat kedua mata Kania terlihat sembab. Yuna berjongkok dan mengusap bawah mata Kania. "Kau baru saja menangis?" tanyanya. Kania hanya diam tak berniat menjawab. Kemudian bibirnya menyunggingkan senyum terpaksa. "Tidak, Ma. Kania ingat tadi pagi, dan membuat Kania menangis," kilahnya. Ia tidak ingin mamanya tahu apa yang terjadi di sekolah. Yuna hanya diam menatap senyum Kania yang sangat j