83. Si 17 C

2407 Words

“Mas itu kenapa lihatin aku terus? Ada yang salahkah sama wajahku?” Nafi mulai protes. Keningnya sampai mengerut bingung. Dia menatapku heran. Pelan-pelan dia bangkit dan berjalan ke arah kaca tinggi dekat rak buku milik Bapak yang masih setia di tempatnya sejak dulu. Dia berputar, memeriksa menampilannya dari atas ke bawah, depan dan juga belakang. Kepalanya bahkan sampai miring ke kanan dan ke kiri. “Penampilanku perasaan aman aja, tuh. Enggak ada yang aneh juga sama wajahku. Kenapa Mas lihatin aku terus kaya gitu?” “Yang bilang ada yang aneh sama wajah dan penampilanmu itu siapa? Enggak ada, sayang. Penampilanmu itu baik-baik aja.” “Terus kenapa lihatin aku sampai kaya gitu?” “Ya enggak terus-terus. Aku pengen lihatin kamu aja. Emang enggak boleh, ya?” “Bukan enggak boleh, tapi t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD