Sore harinya, supir yang dikirim oleh Permana datang menjemput Luna. Ia pun berangkat menuju restoran tempat acara buka bersama akan digelar. Saat tiba di sana, restoran itu sudah dipenuhi para pejabat dan tamu undangan. Permana yang sedang berbincang dengan beberapa orang langsung berdiri dan menghampiri Luna begitu melihatnya datang. "Kamu cantik sekali malam ini," bisiknya di telinga Luna, membuatnya sedikit tersipu. Acara pun dimulai dengan suasana yang hangat dan penuh keakraban. Namun, di tengah keramaian, ada seseorang yang memperhatikan Luna dengan tatapan penuh arti—Argha. Tatapan itu tentu saja tidak luput dari perhatian Permana. Ia menggenggam tangan Luna lebih erat, seolah ingin menegaskan bahwa Luna adalah miliknya dan tidak ada yang boleh mendekatinya. Argha tersenyum le