Setelah sholat tarawih di rumah, Luna merasakan mual yang semakin menjadi. Ia duduk di sofa, memegang perutnya yang mulai terasa tidak nyaman. Perutnya kosong, tapi rasa mual membuatnya bingung ingin makan apa. Bu Hilma yang melihat wajah menantunya pucat segera menghampiri. "Nak, kamu kenapa? Mual lagi?" tanyanya khawatir. Luna mengangguk lemah. "Iya, Bu. Tapi aku juga lapar, ingin makan sesuatu yang segar, tapi aku sendiri bingung mau apa." Bu Hilma berpikir sejenak. "Mungkin rujak? Atau sup buah? Ibu bisa buatkan kalau kamu mau." Luna mengernyit, lalu menggeleng. "Kayaknya bukan itu, Bu. Aku tiba-tiba kepengen bubur kacang hijau dengan santan yang kental." Bu Hilma tertawa pelan. "Permintaan ibu hamil memang suka unik-unik." Luna tersenyum malu. "Tapi Permana masih di masjid. Aku