Permana memutuskan untuk pulang lebih cepat dari biasanya. Seharian ini pikirannya terus melayang ke rumah, ke Luna yang masih lemah akibat kehamilannya. Ia tahu istrinya pasti ingin menyiapkan makanan untuk berbuka puasa seperti biasanya, tetapi kondisi Luna tidak memungkinkan. Saat mobilnya memasuki halaman rumah, matahari mulai meredup, menandakan waktu berbuka hampir tiba. Permana keluar dari mobil dengan langkah cepat. Ia ingin memastikan Luna baik-baik saja sebelum ia berbuka puasa. Di dalam rumah, Bu Hilma tengah sibuk di dapur, menyiapkan hidangan berbuka. Chelsea, yang tampaknya sudah tidak sabar menunggu ayahnya, langsung berlari menyambutnya. "Ayah! Ayah pulang cepat?" tanya Chelsea dengan mata berbinar. Permana tersenyum dan mengelus kepala putrinya. "Iya, Ayah ingin berbuk