SL-57

1561 Words

Sita berdeham, merasa salah tingkah ditatap seperti itu. Matanya menatap sita dengan intens, tadi Arsya memperkenalkan sita dengan Astrid Anatasia, sita merasa wanita itu tidak ada celanya. Terlalu sempurna dengan pahatan tulang wajah yang di idam-idamkan banyak wanita lain, sita merasa malu ketika membalas uluran tangan wanita itu, karena dia memiliki telapak tangan yang tak halus, jauh dibandingkan Astrid. Permukaan kulitnya itu selembut kapas. "Jadi masih cemburu?" Arsya masih setia menggoda. Sita mengedikkan bahu acuh dan memilih menatap gumpalan awan putih melalui kaca jendela pesawat. Mereka sedang di dalam pesawat siang ini, tentu saja untuk kembali ke Bandung. Sita menghabiskan banyak waktu dengan Arsya di Malang, dia teringat putranya jadi ide Arsya yang menginginkan mereka men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD