Suara pria itu masih berkoar-koar di sambungan telepon yang terima oleh Nina, sementara gadis itu mendengkus kesal mendengar suara yang semakin lama familiar di telinganya, dugaan ia yang menelepon adalah Rafa.
“Ck ... benar-benar aku lupa kalau nomor hp yang ini aku cantumkan di CV, dan nyonya Fira juga tahu nomor ini,” gumam Nina pelan dan sudah tentu tidak terdengar oleh Rafa.
“Nin, siapa?” tanya Didi tanpa bersuara, hanya gerakan mulut saja.
“Rafa,” balas Nina tanpa bersuara.
Bibir Didi hanya membulat saja, kemudian manggut-manggut.
“Nina!” Suara pria itu kembali memanggil namanya. Nina pun menyunggingkan senyum miringnya, kemudian kembali menempelkan ponselnya ke daun telinganya.
“Halo, maaf ini siapa ya? Bapak ingin bicara dengan siapa?” tanya Nina, suaranya dibuat mendayu-day
