Sekitar jam enam pagi, aku sudah berdiri di depan gerbang sekolah Yuby. Bukan jadi tukang kebun paruh waktu, tapi emang sengaja nunggu Yuby. Kalau pulang sekolah, aku nggak bisa mengejarnya. Tapi kalau datangnya pagi, mungkin bisa. Tadi pagi aku di antar Bang Izul ke sekolah, alasan ada bimbingan pagi. Memang benar ada, dimulai jam setengah enam, tapi aku nggak datang. Aku kabur ke sekolah Yuby. Aku menghela napas panjang sembari menghentak-hentakkan kakiku. Si bayi nggak datang-datang padahal hari semakin siang. Yuby kemana sih? Apa jangan-jangan dia nggak masuk? Mukanya emang masih agak bonyok sih kemarin. Semua gara-gara Bang Izul nih. "Lho?" Aku terdiam, menatap seorang cewek yang sepertinya mengenalku. Aku mencoba mengingat-ngingat tentang dirinya. "Pacarnya Yuby?" pekiknya ngebu

