Malam ini aku sulit tidur. Demi apa pun, aku masih terbayang ketika di mobil tadi. Aku masih ingat detail rasanya. Benar-benar bukan main ‘manisnya’! Manis di sini jelas bukan manis gula, melainkan manis lain yang sulit dideskripsikan. Yang pasti, aku sangat menyukainya. Cara Mas Dhika menciumku benar-benar lembut. Tidak ada kata menuntut. Sekalipun balasannya selalu lebih dan lebih lagi, aku tak merasakan ada keburu-buruan di sana. Dia seolah menikmati setiap cecapan yang ada. Begitu pun aku. Akhirnya, first kiss-ku diambil oleh suamiku sendiri. Ini jelas sebuah kebanggan. Aku berhasil menjaga diri dan memberi kali pertamaku untuk suami, yang mana dia adalah satu-satunya laki-laki yang berhak atas ini. Aku memang pernah pacaran, tetapi gaya pacaranku dulu sehat. Hanya aku malah apes