“Sya, malam ini nginep di sini aja, ya? Temani aku.” Aku menelan ludah, lalu menggeleng. Ini salah. Aku harus segera pulang ke kos. “Tadi Mas udah bilang mau antar aku pulang.” Mas Dhika mengangguk. “Memang, tapi aku berubah pikiran.” “Mas ... aku pulang aja, ya?” suaraku sengaja kurendahkan. Nadaku terdengar sedikit memohon. “Enggak bisakah malam ini nginep di sini aja?” Aku menggeleng lagi. “M-mas, please. Ini salah. Ada syarat yang perlu kita penuhi. Jangan sampai bikin orang tua kita nyesel udah nikahin kita secara agama dulu.” “Aku janji enggak akan macam-macam. Aku hanya butuh kamu malam ini. Bukan untuk ke arah sana. Aku hanya butuh ditemani. Serius, Sya.” Kini, aku menangkap ekspresi memohon di wajah Mas Dhika.“Kalau orientasiku hanya ke sana, dari tadi aku enggak mungkin di