"Davian." Senja berbicara tanpa suara, sungguh sangat terkejut melihat Davian ada di sana. Akan tetapi wanita itu lebih terkejut melihat kondisi Davian yang babak belur tak karuan. Kakinya bahkan ingin sekali mendekat dan melihat kondisi pria tersebut tapi ia menahannya sekuat tenaga. Davian sendiri tak bisa membendung perasaannya, melihat sosok Senja yang kurus dengan mata cekung yang menyedihkan membuat hatinya seperti ditusuk-tusuk jarum tak kasat mata. Sungguh penyesalan yang sangat menyiksa dan membuat seluruh tubuhnya seolah tak berfungsi. "Jangan pergi, Senja." Davian mengulurkan tangannya, memandang Senja penuh harap. Senja seketika tersadar mendengar permintaan itu. Ia berjalan mundur satu langkah, teringat akan rekaman yang membuat hatinya sakit. "Tidak ada alasan untuk aku