Dina berteriak kencang bahkan mendorong tubuh Davian sampai terjungkal di lantai luar kamar. Setelah itu pintu ditutup bahkan di kunci supaya pria tersebut tidak akan pernah bisa masuk. Bukannya Davian tidak berani melawan mereka. Namun dia sadar apa yang dikatakan memang benar. Dia telah gagal sebagai suami yang bisa melindungi martabat istrinya. Rasa bersalah itu mulai menyelimuti hati Davian. Air mata tak henti-hentinya menetes membuatnya terlihat rapuh. Baru kali ini dia menangisi seorang wanita, padahal dulu tidak ada sejarahnya laki-laki itu lemah. Davian berusaha mengetuk pintu, tetapi tak ada yang memberikan kesempatan untuknya. Dina dam Amar lebih fokus untuk mengurus Senja. Mereka memeluk sang anak bahkan tak kuasa menahan perasaannya saat melihat tubuh anaknya penuh dengan