Aku masih duduk diam di ruang televisi. Memikirkan rencana pernikahan di akhir bulan ini. "Secepat itukah?" gumamku seorang diri sembari mengembuskan napas panjang. Punggung bersandar pada kursi sementara pikiran menerawang jauh entah ke mana. Benarkah aku sudah siap untuk menjalani rumah tangga dengan lelaki yang berbeda. Pak Surya sudah pulang satu jam yang lalu setelah melewati drama ngambeknya Cahaya yang tidak mau diajak pulang meninggalkan rumah keluargaku. Cahaya sudah lengket dan begitu akrab dengan anak-anakku. Membiarkan aku sedikit lega karena anak-anak tidak akan keberatan dengan pernikahan yang akan aku dan Pak Surya lakukan. "Belum tidur kamu, Ri?" Aku terkejut ketika mendengar suara ibu yang bertanya. Tersenyum sembari menggeser duduk agar ibu mendapatkan tempat. "Belum,