03 - Dia Boss?

1567 Words
*Mikayla Pov Kuketik semua berkas yang menjadi tugasku, tugas yang berkembang biak layaknya amoeba. Tak tahu sampai kapan berakhirnya. Jujur saja hari ini aku lelah dan merasa takut. Semenjak kejadian kemarin sore aku tidak bisa bernafas lega. Jika ada pria memakai jaket hitam aku selalu menghindar tanpa sebab sehingga mau tidak mau aku tidak makan siang hari ini. Meski ketakutanku tidak separah 3 bulan yang lalu tapi tetap saja wajah pria bernama Alfath itu menghantuiku. Dia juga mengancamku dan jujur itu membuatku was was. "Key kita makan siang yuk" ajak Diana teman seruanganku yang juga menjadi teman dekatku di Xaviar group. "Ah tidak Di, aku ingin menyelesaikan berkas ini. Yah sekalian diet" ucapku mengalihkan pandanganku kepada Diana sahabatku. "By the way jangan diet sekarang Key, kau harus mengisi perutmu untuk menambah tenaga. Boss baru akan dilantik sehabis makan siang ini. Kita harus menyambutnya." Cerocos Diana dengan penuh semangat. Gadis yang dikenal sebagai ratu gosip Xaviar. Dan dia temanku. Aku mengerutkan dahi bingung, "Boss baru komisaris pengganti Mr.Geka maksudmu?" Tanyaku. "Bukan pengganti, lebih tepatnya pewaris asli Xaviar Group. Kau tahu Mr.Geka hanya walinya saja bukan? Oh tuhan aku tidak sabar melihat wajah tampannya. Dia pria dewasa 27 tahun" Diana tak berhenti bersikap berlebihan menceritakan calon boss Xaviar. Entah kenapa aku merasa biasa saja dengan ucapan Diana yang begitu antusias. Tidak semenarik atasanku Dimas saat ia pindah kerja diruang sebelah. Jujur saja aku mengaguminya. Bukan tanpa alasan. Dia manis, berkepribadian menarik, dan lesung pipinya saat ia tersenyum membuat siapa saja tak bisa menahan kagum. Sejauh ini Dimas adalah pria idamanku. "Jadi... ayo kita makan siang Key" Diana tak berhenti memaksaku, dia tidak tahu nyawaku terancam jika keluar dari gedung kantor ini. Bahkan nanti sepulang dari kantor aku berniat untuk pulang kerumah Papa Mama karna takut pria itu akan datang kerumah. "Tidak diana, kau makan saja. Aku titip waffle saja ya" ucapku memberinya selembar lima puluh ribu. "Yasudah aku pergi dulu. Semangat Key, kau pasti bisa menyelesaikan ini. Fighting!" Aku mengangguk dengan tawaku melihat tingkah sahabatku ini. Diana memang sosok gadis yang penuh energi, tak bisa diam dan selalu heboh akan hal kecil. Aku kembali fokus pada komputerku, mengetik berkas yang harus kuselesaikan setelah tak melihat sosok Diana di ruangan. _____ Dua setengah jam berlalu dengan cepat, kurenggangkan otot-ototku karna pegal, perutku berbunyi minta untuk diisi. Dan tepat saat itu juga Diana dan karyawan lain datang. Aku mengembangkan senyumku melihat bingkisan yang Diana pegang. Itu pasti waffle yang kupesan. Tapi ada yang aneh, diana dan karyawan lain terlihat tergesa-gesa. Aku yang akan mengambil bingkisan waffleku langsung di cegah Diana karna ia menaruh kasar waffleku di atas meja dan langsung menarik pergelangan tanganku keluar ruangan tanpa basa basi. Ia tak memberitahuku alasan kenapa terburu-buru seperti itu. "Diana aku ingin makan." rengekku. "Kita tidak punya waktu, sebentar lagi presdir baru akan datang." Ucap Diana masih menarikku berlari menuju lobby kantor. Tidak hanya aku, semua karyawan juga tergesa gesa berlari kesana kemari untuk berbaris di tepi red carpet lobby yang sudah disulap seolah menjadi tempat jumpa pers para artis karna diujung red carpet ada sebuah mic lengkap dengan meja dan kursinya. Sejak kapan disiapkannya aku tidak tahu karena pagi tadi lobby masih kosong. Dan hampir setengah hari kuhabiskan jam kerja didalam ruangan. Sudah lima menit aku menunggu tapi presdir baru itu tak kunjung datang, jujur saja perutku sudah berdemo. Setidaknya aku menggigit satu waffle kecil untuk mengganjalnya. "Diana aku keruangan ya, aku lapar." Bisikku. "Tidak! Aku sudah susah payah untuk kita bisa berbaris dibarisan paling depan. Kau tidak penasaran wajah komisaris tampan?" Diana menahan tanganku untuk pergi. Sejujurnya aku tidak penasaran dan merasa tidak penting untuk tahu. Aku bukan ratu gosip, toh yang datang bukan song joong ki. Dan wajah presdir baru juga pasti akan terpajang nantinya. Kenapa juga harus penasaran? "Tapi.." "Mr.Alfath Marc Xaviar telah tiba" ucapanku terpotong saat semua karyawan diam karena suara MC yang mengatakan bahwa komisaris datang membuatku terpaksa diam ditempat. Aku menahan perutku yang sakit dan berdiri dengan tegak. Seorang pria tinggi yang memiliki tekstur tubuh kekar dibalut kemeja dan jas mahal dengan sepatu yang mengkilat membuat siapapun tahu kalau dia adalah komisaris baru karna dia berjalan paling depan, dibelakangnya ada Mr.Geka dan beberapa pria berjas lain yang memiliki kedudukan tinggi, pengawal juga berbaris hanya untuk mengantar pria itu. Semakin kulihat aku seperti kenal dengan pria itu. Jaraknya semakin dekat dan semakin dekat, aku membulatkan mataku lebar. Dia bukankah pria brengsek? Pria iblis yang memperkosaku 2 kali? Tanganku berkeringat, pelipisku juga berkeringat secara tiba tiba, tanganku bergetar dan aku menunduk. Aku melihat merahnya red carpet tapi karna terlalu takut aku memejamkan mataku rapat. Entah kenapa aku mencium wangi parfum, apa pria itu sudah melewatiku? Tapi tetap saja aku masih merasa takut. Wanginya semakin menyeruak masuk. Perutku semakin sakit, pasti karna aku gugup dan takut hingga otot perutku kram. Seseorang menarik daguku dan alhasil aku membuka mataku. Betapa terkejutnya aku melihat pria itu menatapku dengan senyum liciknya. Aku juga pastikan penjuru ruangan ini menatap kami berdua. Bibirku bergetar sangking takutnya. Hal yang kubenci saat ini adalah, pria dihadapanku dan sorotan semua karyawan Xavers. Kenapa dunia sesempit ini? Kenapa harus pria brengsek itu yang menjadi atasanku? "L..lepaskan" bisikku. "Jangan tundukkan wajahmu sayang, setidaknya kau menyambutku," bisiknya, dan itu mungkin jelas terdengar oleh orang yang berada disekitarku. Matilah aku. Pria itu tersenyum dan melepaskan daguku, Kemudian dia menata kerah baju blazer yang kugunakan. "Sehabis ini temui aku." Ucapnya yang kemudian meneruskan langkahnya dengan gaya angkuh. Sungguh ingin mati rasanya. Atasanku bahkan komisaris perusahaan adalah pria itu. Aku baru sadar kalau dia Alfath Marc Xaviar. Aku semakin takut untuk menjalani hidup, bagaimana aku akan bekerja dengan tenang? Bagaimana aku akan bernafas? Bagaimana? Ouhh perutku semakin nyeri memikirkan semua itu. Semua mata menatapku tajam seolah bertanya apa yang terjadi. Bahkan aku sudah mendapat bisikan dari Diana kalau dia butuh penjelasan dariku setelah ini. Pria brengsek itu bahkan memaggilku sayang? Cuih aku ingin meludahi wajahnya. "Kepada semua karyawan dan tamu undangan. Saya Geka Demian akan mengumumkan kepada kalian semua bahwa penerus tahta tunggal Tuan Alfath Marc Xaviar akan menjadi komisaris Xaviar group, perusahaan, aset dan lain lain sudah tidak menjadi tanggung jawab saya lagi. Untuk itu saya Geka Demian menyerahkan semuanya kepada pihak yang seharusnya tuan Alfath" ucap Mr.Geka. Aku memperhatikan pria iblis itu, jujur saja dia lebih menakutkan dari ketegasan Mr. Geka. Dia bahkan menatap tajam semua yang ada disini termasuk aku. "Saya Alfath Marc Xaviar akan menjadi penerus perusahaan. Jangan pikir karna saya masih muda saya tidak tegas dalam hal pekerjaan. Sebelumnya terimakasih kepada paman Geka karna sudah menjadi orang tua sekaligus penanggung jawab Xaviar group. Tidak akan basa basi saya akan menegaskan beberapa hal. Peraturan baru akan saya terapkan. Untuk para koruptor, siap siap untuk berhenti dari pekerjaan kalian. Jangan kalian pikir saat saya tidak memimpin perusahaan saya tidak memantau kalian! Untuk karyawan yang tidak disiplin kalian akan mendapat sanksi. Kalau kalian bilang saya kejam, saya memang pemimpin kejam. Sekian terimakasih" ucapannya mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh ruangan kecuali aku tentunya. Pidato macam apa itu? _____ *Author Pov Setelah acara pelantikan semua karyawan kembali pada ruangan masing masing. Semua berbisik bisik entah itu tentang ketampanan Alfath, atau apa hubungannya dengan Mikayla atau yang lebih parahnya sikap angkuh dan menyeramkam Alfath. Mikayla sudah mendapat banyak pertanyaan dari teman sekantornya lebih tepatnya teman seruangannya karna Alfath menghampirinya dan bahkan perkataan Alfath yang memanggilnya sayang sudah menyebar. Itu membuatnya pusing. Bahkan ia tidak bisa menikmati wafflenya. "Key jelaskan apa hubunganmu dengan Mr.Alfath? kenapa dia memanggilmu sayang? Kau bahkan disuruh menemuinya? Apa dia kekasihmu? Oh tuhan!" Cerocos Diana tidak berhenti mengoceh. "Kalian berhentilah menanyaiku. Aku bahkan tidak tahu apa hubunganku dengan pria breng.. ah maksudku pria itu" ucap Key. Ia membuka kotak wafflenya yang ada diatas meja, sudah tidak perduli lagi dengan para karyawan yang melingkar mengerubungi mejanya. Perutnya sudah berdemo minta makan. "Apa dia tunanganmu? Kau menyembunyikannya?" Pertanyaan lain muncul saat Key memakan gigitan pertama. "Apa kau bercanda? Atas dasar apa aku menjadi tunangannya? Aku hanya gadis biasa dan dia pemimpin Xaviar Group. Tidak mungkin dia mau denganku" ucap Key masih mengunyah wafflenya. Memang Key tidak menunjukkan identitasnya bahwa dia adalah anak pemilik perusahaan Agra group. Meski perusahaan itu tidak sebesar dan sesukses Xaviar group, tetap saja keluarganya berkecukupan bahkan lebih. "Benar juga, lalu kau jalangnya?" Kini pertanyaan itu membuatku tersedak. "Apa kau pikir aku mau menjadi jalang hah!" Teriak Mikayla tidak terima. Jelas saja ia seperti jalang karna tidak bisa apa apa saat ia diperkosa selama dua kali berturut-turut. "Benar juga, kau menyukai Dimas jadi tidak mungkin. Lalu kau ibu tirinya? Atau kau.." "Sudah cukup hentikan! Oh tuhan kalian membuatku pusing! Aku bahkan tidak tahu apa hubunganku dengannya. Jadi.." ucapan mikayla terpotong saat seseorang mengetuk pintu ruangan dan sontak semua penghuni ruangan menunduk memberi hormat. Sesuatu yang jarang seorang Presdir memasuki ruangan karyawan biasa. "Sayang.. aku sudah bilang temui aku setelah pelantikan kan? Kenapa kau masih disini?" Mata semua karyawan membulat sempurna tak terkecuali Key. Sayang? Bahkan itu terdengar sangat sangat jelas ditelinganya. "Maaf Presdir, anda salah orang. Saya.." "Kau mau pura pura tidak mengenalku? Mau aku sebarkan kegiatan kemarin sore?" Potong Alfath dan itu membuat mata Mikayla semakin membulat. Apa pria ini gila? Pikir Kayla. "K..kita bicara di tempat lain!" Ucap Mikayla gugup dan takut. Ia sangat gugup karna para karyawan tidak berhenti bertanya tanya, kemudian ia takut ia semakin tidak bisa bertindak karna Alfath. "Diruanganku saja kalau begitu" Alfath menarik tangan Key keluar dari ruangan. - To be continue -
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD